Pernahkah Anda melihat iklan seperti di atas? Bagi Anda yang baru-baru ini naik Damri dari/ke Bandara Soekarno-Hatta pasti pernah dong, ya. Sejenak saya terpana menyaksikan iklan ini lalu kemudian senyum-senyum jahil. Terserah deh pesannya apa dan dari instansi mana, saya tersenyum lihat gambar Pak Gita Wirjawan di situ. Sekilas, mirip dengan gambar di baliho para pemimpin dunia di era 50-an. π
Tapi jangan salah, dari gambar inilah justru ketertarikan saya terhadap sosok Pak Gita ini muncul. Sosok Gita Wirjawan memang sudah tak asing bagi saya yang sering memperhatikan berita-berita ekonomi dan kadang Pak Gita tampil diwawancara di beberapa stasiun televisi asing dengan Bahasa Inggrisnya yang fasih. Namun seperti apakah orangnya di balik touch-up iklan itu?
Gita – The Person
Di situs Gita Wirjawan saya membaca, Gita adalah anak dari Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka Wirjawan. Ayah Jawa, ibu Manado; itu saja sudah bisa menggambarkan betapa Gita sudah terpapar beragam budaya sejak dari keluarga dan cakap mengapresiasi manusia dan budaya lain di sekitarnya. Mata saya lalu tertumbuk pada foto ini:
Ini adalah foto Gita kecil yang sempat dihabiskan di Indonesia sebelum pindah ke Bangladesh mengikuti orangtuanya bekerja di sana. Foto ini saja sudah bisa menggambarkan kalau dulu Gita anak yang nakal, hehe. Benar saja, Gita cilik terkenal malas mandi dan senang nyeker alias berjalan ke mana-mana tanpa alas kaki. Namun keaktifannya bergerak ini mendorongnya tertarik pada dua bidang, yakni musik dan olahraga; dua hal yang kemudian menjadi penyeimbang hidupnya.
Berikutnya kita lihat foto lain lagi:
Nah, ini dia si trouble maker. π Eh bukan berarti nakal ya. Dia adalah trouble maker alias atlet bulutangkis yang sangat merepotkan lawan-lawannya. Basket, renang dan sepakbola adalah cabang lain yang disukainya namun bulutangkislah yang ditekuni hingga sempat menjuarai beberapa kompetisi di India. Selain itu, musik klasik dan jazz menjadi hobinya yang kedua berkat arahan ayahnya. Dalam suatu kesempatan wawancara sih Gita pernah mengaku bahwa dia menangis ketika ditarik-tarik ibunya ke tempat les piano. Namun belakangan ia justru bersyukur atas dedikasi ayah-ibunya itu.
Pada masa remaja inilah Gita pernah melakukan sesuatu yang baru sekarang diakuinya. Ketika diwawancara Dalton Tanonaka dan Rahayu Saraswati di program mingguan mereka, Gita mengaku pernah mengalami kecelakaan motor ketika SMA. Namun yang mengejutkan Dalton dan Sarah adalah bahwa Gita tidak pernah mengaku pada orang tuanya. Yang ia lakukan adalah menyembuhkan dirinya sendiri di luar sehingga orang rumah hanya melihat semuanya beres. Tapi setelah wawancara itu tentulah ibunya sekarang tahu, bukan?
Dari beberapa pengalaman masa kecil dan remaja Gita, saya melihat bahwa beliau tidak ubahnya dengan anak-anak Indonesia umumnya: jatuh-bangun dan belajar dari kesalahan namun bisa menjadi teladan bagi orang lain melalui serangkaian pengalamannya. Dan yang lebih saya salut adalah, semua cerita itu dia buka terus-terang pada orang-orang sekitarnya sehingga kita tidak melihat Gita sebagai manusia super, melainkan pribadi yang apa-adanya.
Gita – The Mission
Seringkah Anda menyaksikan seseorang berpidato di hadapan publik dengan gaya orasi yang berapi-api atau suara menyayat hati namun Anda tidak paham apa yang ia bicarakan? Saya sih, sering. Oleh karena itulah saya terkesan dengan gaya Gita Wirjawan saat tampil di depan publik. Straight to the point, lugas, tangkas menjawab persoalan secara langsung tanpa membumbui dengan janji-janji manis. Yang beliau tunjukkan adalah komitmen dan terlihat nyata bahwa ia menjalani komitmen itu sehari-hari.
Kalau ditanya apa visi-misinya bagi Indonesia pun dia merumuskannya dalam empat strategi yang singkat dan tegas:
1. Memperbaiki kualitas demokrasi
2. Meningkatkan kekuatan ekonomi yang kental dengan pemerataan
3. Mempertahankan kekayaan budaya
4. Memperkuat kemahiran ilmu dan teknologi bangsa dan negara
Keempat strategi utama itu kemudian dapat dijabarkan dalam poin-poin detail lainnya namun arahan strategi ini jelas terlihat. Dari sikapnya yang terlihat hati-hati namun juga berani mengambil tindakan terukur, saya bisa membayangkan seperti apa PBSI, Kementerian Perdagangan, bahkan Indonesia ke depan jika Pak Gita Wirjawan mengambil kemudi. Slogannya jelas: Berani Lebih Baik. Dan saya yakin, beliau adalah seorang pemberani.
Pak Gita, tahun 2014 mau bawa Indonesia ke mana sih? Saya dukung, deh. π
===
Foto-foto diambil dari situs Gita Wirjawan.