Monthly Archives: November 2011

#PapuaTrip 2: Tiga Pulau Enam Kampung

Namanya Kepulauan Karas; terletak di Distrik Karas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Dari keseluruhan penduduk Fakfak yang berjumlah sekitar 67 ribu jiwa berdasarkan sensus tahun 2010, jumlah penduduk Distrik Karas adalah yang paling kecil dengan 2599 jiwa. Sebagian besar penduduk Karas justru tinggal di wilayah kepulauan dan bukannya di ibukota distrik yang terdapat di Tanah Besar (sebutan untuk daratan Papua). Kampung Tanjung Purkadi berlokasi di Tanah Besar dan sekaligus menjadi ibukota distrik, sedangkan keenam kampung lainnya berlokasi di kepulauan, yakni Tarak dan Tubir Wasak di Pulau Tarak, Faur dan Kiaba di Pulau Faur, dan Antalisa dan Maas di Pulau Karas (pulau terbesar berbentuk angka 8). Berikut peta lokasi Kepulauan Karas sebagai orientasi awal (gambar diambil dari blog Radio HMS Fakfak):

Di peta Anda dapat melihat bahwa Pulau Karas adalah yang terbesar dan di sisi timur terdapat 2 pulau yang berdampingan. Sebelah utara adalah Pulau Tarak dengan 2 kampungnya dan sebelah selatan adalah Pulau Faur dengan 2 kampung. Pulau Karas pun memiliki 2 kampung sehingga tepatlah bila kepulauan ini dijuluki Negeri Tiga Pulau Enam Kampung.

Continue reading #PapuaTrip 2: Tiga Pulau Enam Kampung

Catatan Pinggir HUT Anging Mammiri

Nama lengkapnya adalah Komunitas Blogger Makassar ‘Anging Mammiri’ atau yang lazim disingkat ‘AM’. Lahir pada tanggal 25 November 2006 dan pada tahun ini menginjak usia lima tahun. Ibaratnya manusia, AM adalah seorang anak yang belum begitu lama melepas ASI dan memandang dunia dengan penuh tanda tanya dan siap ‘meragukan’ apa saja kepada orang tuanya. Siap pula untuk memasuki dunia barunya: sekolah. Bentangan usia di depannya masih luas dan hatinya begitu murni.

Continue reading Catatan Pinggir HUT Anging Mammiri

#PapuaTrip 1: Awal Mula

Setelah ‘menghilang’ seminggu lebih akhirnya saya bisa kembali online. Apa kabar? Minggu lalu saya memang sempat tidak dapat dihubungi dikarenakan sedang berada di Papua. Kok bisa? Sebenarnya semua terjadi secara kebetulan saja. Berawal dari membaca timeline Twitter yang mengabarkan lowongan penerjemah temporer untuk sebuah proyek di Fakfak, Papua Barat dengan persyaratan khusus ‘tidak mabuk laut’. Setelah menghubungi kontak yang tertera dan kemudian diteruskan ke kliennya, saya lalu mendapat sedikit gambaran tentang proyek itu. Terus terang saya takut juga karena terpikir satu hal: saya tidak bisa berenang. Lalu bayaran yang dijanjikan sebenarnya kecil, tidak sesuai dengan kompetensi yang saya punya dan jenis pekerjaannya yang menuntut kita siap setiap waktu membuat saya ragu. Namun terdorong oleh keingintahuan melihat Papua dan segala petualangannya, apalagi tiket pesawat gratis, saya mengiyakan. Berat juga konsekuensinya karena saya harus membatalkan trip ke Bali di minggu yang sama. Terlebih lagi informasi yang saya terima seputar proyek ini sangat minim. Namun seperti biasanya saya yang kalau melakukan perjalanan selalu impulsif dengan persiapan seadanya, saya pun berangcuttt!

Continue reading #PapuaTrip 1: Awal Mula

Back to Basic

Dalam seminggu ke depan saya akan berada di daerah yang jauh dari ibukota dengan segala keterbatasan sarana dan prasarananya. Soal kondisi tempat tinggal sih saya gak pernah mempermasalahkan secara sering tidur di emperan terminal atau tenda seadanya ya. Hehe. Tapi yang sedikit mengganggu adalah terbatasnya sinyal telekomunikasi sehingga menyulitkan saya terhubung ke internet. Tentunya blog ini akan terbengkalai dan teman-teman yang biasa menghubungi via BBM / twitter akan terkendala. Satu-satunya cara tercepat mengontak saya adalah via telepon / SMS (itu pun dengan catatan ada sinyalnya).

Sepertinya harus bersabar dulu dan hidup back to basic sambil tentunya memasang mata dan telinga agar dapat menangkap momen dan rasa lebih banyak dan menyelami dinamika masyarakat lokal. I can’t wait to go back to Jakarta and post my experience in this blog. 

Wish me luck, and see you soon. 

Julia Perez: Catatan dari Talk Indonesia

Semua orang pasti suka belah duren

Apalagi malam pengantin, sampai pagi pun yo wis ben

Anda pernah menyimak lirik lagu ‘Belah Duren’ yang dipopulerkan oleh Julia Perez alias Jupe? Citra apa yang Anda tangkap dari lagu tersebut? Atau jika Anda penyuka infotainment dan menyaksikan ‘sepak terjang’ Jupe sejak masih bersuamikan orang Perancis sampai sekarang, apa imaji Anda tentang si artis? Saya berani bertaruh kalau citra Jupe di mata Anda tidak begitu baik meski mungkin tidak juga sampai jelek. Saya menebak demikian oleh karena selama ini para pembaca blog ini cukup terbuka dengan berbagai alternatif opini yang saya kemukakan sehingga boleh berbesar hati menerima perbedaan. Namun jika pertanyaan yang sama diajukan kepada masyarakat konservatif, ceritanya akan berbeda.

Demikianlah sepak terjang Jupe yang saya perhatikan sejak dulu sampai sekarang: seorang perempuan seksi yang gemar membuat sensasi, baik yang positif maupun yang banyak berujung pada hal negatif. Masih segar di ingatan saya ketika Jupe tampil dengan cuek di program Silat Lidah dengan gaya lebay dan seolah menegaskan citra bahwa perempuan seksi dengan dandanan menor cenderung tidak punya apa-apa di dalam otaknya. Atau niatnya maju sebagai calon Bupati Pacitan yang seolah ingin mem-bypass semua norma legislasi berbasis kepartaian dan menciptakan perbedaan opini tajam di kalangan masyarakat Pacitan. Yang terakhir, perseteruan berlarut-larutnya dengan Dewi Persik yang berawal dari sebuah adegan syuting yang sangat sepele membuat saya menggeleng-gelengkan kepala. “Perempuan yang hidup dari sensasi” adalah julukan yang, jujur, pernah saya lekatkan padanya.

Namun yang saya saksikan di televisi hari ini mengubah stigma tersebut dengan luar biasa.

Continue reading Julia Perez: Catatan dari Talk Indonesia

Pindah Hosting

Sejak seminggu terakhir blog saya bermasalah: sering down. Semua berawal dari email yang dikirimkan oleh hosting company tempat saya menitipkan blog yang mengabarkan bahwa akan ada perpindahan server yang (katanya) tidak akan mengganggu blog kecuali periode down selama beberapa jam. Saya diminta untuk tidak menambahkan apapun ke blog selama periode itu. Saya berterima kasih atas peringatannya dan menuruti jadwal yang ditentukan.

Setelah periode perpindahan server selesai, saya mencoba mengakses blog keesokan harinya dan terkejutlah saya mendapati blog yang down, tidak bisa diakses dan hal ini dikonfirmasi oleh beberapa orang. Sebenarnya hal ini masih dapat saya toleransi. Namun yang membuat saya kecewa adalah tindakan dan pelayanan dari si hosting company yang lamban dan menghindari menjawab pertanyaan saya. Respon yang diberikan hanyalah “Akan kami cek pak” atau “Sudah normal pak. Silakan cek kembali.” Setelah sekian hari tanpa hasil dan blog saya down secara “reguler”, akhirnya saya menyerah. Ditambah lagi jadwal bepergian ke Sidoarjo untuk acara Kopdar 1000 Blogger Nusantara membuat blog saya terbengkalai tak disentuh.

Continue reading Pindah Hosting

Setetes Darah Penyambung Nyawa – #BN2011

Hari kedua Kopdar 1000 Blogger Nusantara di Sidoarjo diisi oleh sesi-sesi yang menginspirasi, salah satunya oleh Valencia Randa a.k.a. @justsilly yang tampil segar di pagi itu. Mbak Silly (kagok gak sih gue manggil dengan nama itu?!) adalah seorang aktivis penggalang donor darah dan berperan sebagai pengantara di banyak kasus kebutuhan darah tipe langka di saat mendesak. Sebagai aktivis Blood For Life, peran Valencia umumnya berkutat pada sosialisasi donor darah dan membantu menghubungkan pasien dengan pendonor. Sesederhana itu yang tadinya saya pikir. Ngetweet, ngomong-ngomong di depan audience, selesai. SALAH BANGET!

Continue reading Setetes Darah Penyambung Nyawa – #BN2011

Re-Definisi Blog di #BN2011

Kopdar 1000 Blogger Nusantara yang baru saja digelar di Sidoarjo pada 28-30 Oktober 2011 lalu menyisakan kenangan manis bagi banyak orang, selain tentunya pengalaman dan pengetahuan berharga. Salah satunya adalah tentang seluk-beluk blog itu sendiri. Semua berawal dari telepon Mbak Rika dari IDBlogNetwork yang meminta kesediaan saya menjadi interpreter pada salah satu sesi Blogger Nusantara. Yang akan menjadi pembicara adalah Willis Wee dari Penn-Olson. Permintaan tersebut saya sanggupi tanpa berpikir panjang. Dalam sesi Penn-Olson Jumat siang lalu, Willis membagikan pengalamannya menulis tentang perkembangan teknologi hingga akhirnya Penn-Olson menjadi seperti sekarang. Di samping itu Willis juga membagikan tips-tips sederhana, tidak begitu baru namun tetap ampuh dalam meningkatkan jumlah pengunjung ke blog. Tips-tips inilah yang banyak membukakan mata saya. Yuk, kita kupas satu-satu.

Continue reading Re-Definisi Blog di #BN2011