Ajang Djarum Black Apps Competition 2013 yang telah berlangsung sejak November 2013 akhirnya usai. Sukses menjaring 1,149 peserta, dewan juri yang terdiri dari 5 orang yang kompeten di dunia industri kreatif Indonesia ini kemudian melakukan tahapan seleksi dan presentasi secara seksama hingga akhirnya tampil 11 finalis yang kesemua aplikasinya sangat menarik.
Awarding Night yang semalam (29 Juni 2013) digelar di Cilandak Town Square berlangsung sangat meriah yang rangkaian acaranya telah dimulai sejak pagi hari yang diisi berbagai games dan talkshow yang menghadirkan pembicara keren seperti Raditya Dika (penulis), Agus Hamonangan (ID Android), Eddy Taslim (COO Kompas.com), dan Sigi Wimala (aktris dan penggagas aplikasi Museum Bercerita). Selain itu pengunjung juga menikmati alunan musik keren dari Jakarta Pad Project, Bayu Risa, dan Lamurru Percussion.
Dari sebelas finalis yang lolos seleksi, dewan juri akhirnya memilih 4 pemenang yaitu Sandy Colondam (Bloodmob), Maximillian Audrey (Tut Wuri), Apris Sugianto (Kuda Lumping), dan Yonas Rahendanu (EMBA). Masing-masing dari mereka berhak mendapat hadiah berupa uang tunai sebesar 25 juta rupiah sekaligus aplikasi mereka sudah dapat diunduh di Google Play Store yang khusus untuk para pengguna Android. Selain itu terpilih juga 1 pemenang favorit berdasarkan voting publik yakni Ias Ari Mahaputra (Silat Academy) yang berhak mendapat uang tunai senilai 10 juta rupiah.
Saya sendiri sangat bersemangat menelusuri kesebelas aplikasi yang siang itu juga dipamerkan dan dapat disaksikan preview-nya oleh para pengunjung Citos. Ada beberapa yang menarik perhatian saya sih dan akhirnya saya mengunduh dua aplikasi pemenang. Tapi sebelumnya biarkan beberapa gambar ini bercerita ya:




OK, sekarang giliran cerita tentang aplikasi yang saya download. Dari dua yang sempat dijajal di hape, saya suka banget dengan aplikasi KUDA LUMPING yang dikembangkan oleh Apris Sugianto. Idenya tentu terinspirasi permainan tradisional Kuda Lumping yang penunggangnya beraksi dalam keadaan trance akibat kerasukan. Nah, pengguna aplikasi ini dapat bermain dengan cara berusaha sebanyak-banyaknya menaikkan para hantu khas Indonesia ke atas kuda lumpingnya untuk mendapat poin. Besaran poin tergantung jenis hantunya juga, ada suster ngesot, pocong, kuntilanak, sampai yang paling besar poinnya itu dari hantu raksasa gitu deh. Hehe.
Satu lagi alasan kenapa saya suka permainan ini: musik latarnya gamelan jawa yang rancak. Jadi berasa di tengah tontonan kuda lumping yang sebenarnya. Adik saya sampai melongo ketika saya mencoba main pertama kali, dikiranya saya lagi nonton pergelaran wayang di ponsel. Hahaha.
Anda tertarik mencoba? Ada tiga aplikasi lain yang sudah bisa diunduh secara gratis di Play Store. Yang terpenting, kita dukung teman-teman kita sendiri dalam mengembangkan aplikasi bernuansa lokal. Sukses untuk semua pemenang dan finalis ya 🙂