Semalam kelas kami memasuki sesi communication skill kedua, yaitu Presentation. Dalam sesi ini, selain kita melatih siswa untuk melakukan presentasi sederhana tentang job description dan profil perusahaan, di akhir pelajaran siswa diminta membuat sebuah business plan sederhana tentang usaha #imajiner yang ingin mereka bentuk untuk kemudian dipresentasikan di depan calon kreditor, dalam hal ini saya (selaku pihak bank).
Siswa kemudian mengeluarkan ide yang sudah lama melekat di kepalanya, yaitu membuka usaha bakery & coffee shop. Dalam tugas ini, usaha tersebut dikondisikan telah berjalan selama 1,5 tahun dan pemiliknya hendak meminjam dari bank untuk perluasan usaha. Paragraf berikut ini akan mengisahkan beberapa pokok kondisi usaha dan target yang hendak diraih. Tugas Anda: mempertimbangkan semua kondisi tersebut dan memutuskan apakah si pemilik layak mendapatkan kredit bank.
Usaha tersebut bernama Leo Bakery & Coffee Shop yang terletak di bilangan Pejompongan, Jakarta. Kafe yang telah berdiri sejak tahun 2009 ini bertempat di sebuah ruko berlantai dua, namun hanya lantai satu yang dijadikan tempat usaha. Lantai 2 difungsikan sebagai kantor notaris dan memiliki tangga dan pintu masuk terpisah sehingga tidak mengganggu lalu-lintas di lantai bawah. Produk yang tersedianya utamanya adalah roti dan kue serta beragam jenis kopi dan teh. Tersedia pula beberapa minuman dingin seperti jus. Kafe tersebut muat menampung 20 orang pada 5 meja yang tersedia. Fasilitas televisi dan wi-fi belum tersedia, namun pengunjung dapat memanfaatkan beberapa titik koneksi listrik yang tersambung melalui kabel-kabel temporer.
Kondisi usaha yang memiliki 3 karyawan tersebut tidak terlalu ramai; utamanya hanya pada sore dan malam hari dan sebagian besar dipenuhi oleh para karyawan yang bekerja di ruko-ruko sekitarnya. Oleh karena jarak yang cukup jauh antara ruko tersebut dengan sekolah, rumah sakit, dan pusat keramaian lainnya, kafe tersebut justru sepi pada akhir pekan. Nilai aset yang dimiliki sekitar 40 juta rupiah (US$ 4,400) dan omset per bulannya sekitar 10 juta rupiah (US$ 1,100). Setelah mengurangkan nilai omset tersebut dengan biaya produksi makanan dan operasional, net profit yang didapat sekitar 5 juta rupiah (US$ 550).
Demikian pemaparan kondisi usaha kafe tersebut. Sekarang, Leo mendatangi bank dan hendak mengajukan kredit untuk perluasan usaha. Dalam presentasinya, Leo memaparkan rencananya untuk:
1. Pindah ke lokasi yang lebih strategis dan tempat yang lebih besar
2. Menambahkan fasilitas wi-fi
3. Menambah jumlah karyawan menjadi 5 orang
4. Menyasar pelanggan keluarga dan anak muda yang senang nongkrong di kafe pada akhir pekan
Besaran kredit yang diajukan Leo adalah 100 juta rupiah (US$ 11,000) dengan jangka waktu pengembalian kredit selama 2 tahun.
Pertanyaan saya: sebagai penanggung jawab bagian kredit di bank, apa yang akan Anda lakukan? Saya berikan beberapa opsi:
1. Meluluskan aplikasi kreditnya
2. Menolak mentah-mentah
3. Menegosiasi besaran angkanya
Atau ada pandangan lain? Ditunggu sharing-nya. π
Sumber gambar: mmm-financial.com, cartoonstock.com
hahaha, yang jelas harus diperhatikan lagi. kalau menggunakan wi fi bisa jadi yg datang hanya memesan satu gelas dan bisa nongkrong 12 jam. mending perkuat ke konsep keluarga saja. eh, ini bukan usulan dari pemegang kredit yah?
LikeLike
yup, Anda selaku bank. Jadi apa jawabannya? π
LikeLike
sepertinya itu pengalaman pribadi yah? π
pengalaman sendiri siy yang datang ke cafe yg ber-wifi, apalagi sampai menghabiskan waktu 12jam, biasanya si pelanggan bolak balik pesen tuh. Ga tau klo yang dateng emang kelaperan smua hehehe ..
LikeLike
berarti emang worth it kan pasang wifi?! :-p
LikeLike
wadduhh..
tadinya saya malah berharap Oom Brad yang bisa kasih masukan..
gak bisa langsung jawab sih kalo saya..soalnya belum punya pengalaman..:D
LikeLike
jiaaach, ini kan #imajiner. jawab ajalah π
LikeLike
Opa, membuat gie jadi inget waktu ikut kelas enterpreneur nih..
Mikir mau bikin coffeshop sekelas Starbucks.. π
LikeLike
sharing dong business plan-nya di blog π
LikeLike
oom…situ tanya saya…la saya tanya siapa :p
LikeLike
wakakakak, ya tinggal jawab aja π
LikeLike
Kalau saya sebagai petugas bank saya belum bisa memutuskan kecuali dia sudah menetapkan lokasi baru yang dipilih. Jika memang benar-benar strategis saya akan memberikan kucuran dana, tapi paling2 hanya 80% dari yang diminta #pelitmode hehehe
LikeLike
wakakakak. analisis yang tajam. handal, i like it. kita liat apa ada yang lain yang bisa mematahkan analisis ini π
LikeLike
80 % masih ketinggian opa..
biasanya yang jadi patokan adalah input pendapatan saat ini
yang mana cicilan maksimum ga mungkin 80% dari pendapatan bersih π
#sotoy
LikeLike
hehehe jadi maksimalnya berapa dong? atau masih menolak mentah-mentah? π
LikeLike
idealnya cicilan itu 30% dari total income, sekitar 1,5jt perbulan untuk asumsi omset 5jt, jadi paling bisa pinjem 30an juta untuk 2 tahun
#pelit mode
LikeLike
hehehe ya masuk akal sih. jadi 100 juta itu emang terlalu muluk-muluk ya π
LikeLike
lho bukannya semalam ngajar ya?
#eh
LikeLike
loh. emang enggak ya? *halusinasi*
LikeLike
Tolak mentah-mentah…
pindah ke lokasi baru belum tentu menaikkan omset
apalagi dengan penambahan karyawan yang akan menjadi beban bagi nett omset
sedangkan dari laba bersih yang sekitar 5 juta belum mencukupi untuk menutup angsuran perbulan
karena peminjaman 100 juta dalam jangka 2 tahun cicilan perbulan bisa diatas angka 5 juta dengan asumsi itu maka dengan terpaksa menolak mentah-mentah π
#kejam
#pengalaman
#eh
LikeLike
note to self: jangan pernah berhadapan dengan orang ini di meja CS bank =))
LikeLike
betul.. ngadepin gua sih jangan di meja CS bank… mending di kelas analisis sistem tenaga listrik aja.. hahaha π
LikeLike
aQ pilih nomer 3
soale kalo pinjam segitu per bulannya sktr 5 juta lho cicilnya ^^
omzet sblm ditambah modal apa bisa jadi 2 kali lipat?
hmm….
bener ga perkiraanku ya bang?
(berasa kuliah neh)
LikeLike
kalo begitu, maksimal bisa kasih berapa Deb? π
LikeLike
Kalau sicalon debitor sudah pilih lokasi strategis, punya potensi pelanggan yang signifikan & loyal, punya track record bagus alias bukan pengemplang kredit saya pertimbangkan dikasih kredit maksimal 65% dari plafon kredit yang diajukan dengan borrow yang memadai. Namanya juga dunia usaha pasti punya faktor X yang tidak bisa diduga: bisa untung atau bisa buntung.
*seumur-umur belum pernah kredit ke bank… Kredit ke teman sih sering, wakaka…
LikeLike
ahh, Anda memang analis kredit yang hati-hati. boleh juga. mantappp!! π
LikeLike
menarik π tak itung dulu ya om, ntar balik ke sini lagi hahaha
*ambil kertas, kalkulator dan pulpen*
LikeLike
kalo si leo ngasih agunan 3 buah BPKB mobil, ane kasih dah
LikeLike
hehehe. jawaban yg smart. dari tadi belum ada yg mengemukakan soal agunan ini π
LikeLike
niat banget niy njawabnya hahaha …
setelah dihitung2 dengan yakin saya memilih opsi.2
Karena jika dipaksakan, malah kasian sama si peminjam,
nanti ngos2an mbalikin pinjamannya.
Kalaupun mau memaksakan opsi 3,
maka nilai pinjaman akan sangat kecil dari yang diharapkan klien, tetapi pihak bank tentu tidak mau mengambil resiko, sehingga dari net Profit 5jt, dianggarkan untuk membayar cicilan sekitar 1-2jt saja per bulannya.
LikeLike
hehehe kamu kayaknya jelas berpihak pada si peminjam ya. siapa tau dia udah desperate sehingga mau ngambil aja berapapun nilai akhir yg ditawarkan bank kan?! π
LikeLike
justru itu dari kacamata pihak bank *berdasarkan pengalaman pribadi hahaha*
LikeLike
π
LikeLike