Angan-Angan Wisata Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan; salah satu provinsi termaju di belahan timur Indonesia dan sekaligus menjadi pintu gerbang ke kawasan lain di timur sana, terus menata citranya sebagai daerah tujuan wisata potensial. Siapa yang tidak kenal kota Makassar dengan pantai Losari dan deretan benteng-benteng peninggalan sejarah? Atau siapa pula yang meragukan daya tarik magis Tana Toraja dengan upacara pemakamannya yang selalu menjadi pesta rakyat? Belum lagi Bantimurung, Tanjung Bira, dan kepulauan eksotis yang mengelilinginya. Semua menarik perhatian wisatawan dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyadari sepenuhnya potensi ini dengan cara mempromosikannya sedemikian rupa.

Ya ya ya, semua promosi yang sudah ada mungkin bagus. Kalau pun masih ada kekurangan tentunya sudah banyak masukan masyarakat yang menjadi acuan pengembangan wisata. Namun kalau dipikir-pikir lagi, apa saja sih elemen wisata yang selama ini menjadi perhatian? Kita coba runut ya:

1. Keindahan alam

2. Budaya dan adat-istiadat

3. Peninggalan sejarah

Hebat, tidak? Tentu hebat! Namun jangan lupa, setiap provinsi di Indonesia tidak mau kalah mempromosikan daerahnya masing-masing sebagai yang terhebat di Nusantara. Pokoknya kecap selalu nomor satu, bukan? Lalu apa lagi yang unik yang mesti digali?

Apa yang saya cari?

Saya ingin memulai dari diri sendiri dan kebiasaan pribadi ketika berwisata. Jika saya mendatangi sebuah daerah baru di Indonesia, maka mata dan telinga saya langsung bergerak menangkap pemandangan dan suara masyarakat yang secara sekilas dapat terwakili oleh media lokal. Jadi saya langsung mencari suratkabar lokal dan, begitu sampai di hotel, menyaksikan saluran televisi lokal sepanjang hari guna mendapat informasi umum tentang apa yang sedang terjadi di daerah tersebut. Bagi saya, meski keindahan alam Sulawesi Selatan sungguh menarik untuk disibak; kekayaan budaya dan alam pemikiran masyarakat lokalnya lebih mempesona. Dan itu berarti saya mesti menceburkan diri ke masyarakat lokal, membaui makanannya, mengalir bersama urat nadi perekonomiannya, dan memeluk sastra dan tradisi tulisnya. Sesungguhnya di balik keindahan alam dan tari-tarian pertunjukan adat, daya tarik Sulawesi Selatan yang terkaya adalah masyarakatnya.

Call me a fool, namun menurut perasaan saya, pendekatan promosi wisata yang ada di Indonesia, dan tentunya Sulawesi Selatan, cenderung menjauhkan turis dari warga lokal. Turis hanya memandang kehidupan warga dari balik bis ber-AC. Interaksi dengan masyarakat paling intim mungkin terjalin dengan para pemandu wisata saja, sementara masyarakat lokal umumnya terwakili oleh para pedagang di toko-toko souvenir atau warga sekitar dan komunikasi yang tercipta hanya sebatas bertukar senyum dan sapa sepatah-dua patah kata dalam Bahasa Indonesia; sambil tentunya disertai berpose di depan kamera. Itukah yang Anda sebut potensi wisata lokal?

Yang saya inginkan adalah bertemu dan mengobrol dengan masyarakat dan segenap dinamika pemikirannya; kalau bisa disertai makan-makan di Coto Lamuru yang katanya terkenal namun sampai sekarang belum pernah saya cobai itu (hiks!). Dan masyarakat mana lagi yang cocok untuk ditemui kalau bukan yang tergabung dalam komunitas-komunitas lokal?!

Oleh karena itu saya ingin mengajak Anda untuk berangan-angan. Mari ikuti perjalanan impian saya di Makassar, ibukota Sulawesi Selatan, dan mengadakan pertemuan imajiner dengan para komunitasnya.

1. Komunitas Blogger Makassar

Saya menyebut diri blogger, dan ‘pekerjaan’ saya ketika bertandang ke kota lain adalah mencari para bloggernya untuk bersilaturahmi dan membicarakan persamaan-persamaan kita yang selalu menarik dibahas. Saya sudah mendengar bahwa Komunitas Blogger Makassar ‘Anging Mammiri’ adalah yang terbesar dan aktif sekali berkegiatan. Mereka mempunyai agenda bulanan yang menarik, yakni Tudang Sipulung yang berupa meetup sambil membahas isu-isu hangat seputar social media, sastra, sampai petualangan. Topiknya setiap bulan selalu baru dan menarik sehingga saya ingin sekali menghadirinya. Tapi kapan jadwal dan di mana tempatnya, saya tidak tahu.

sumber: radioholicz.com

2. Gerakan Makassar Tidak Kasar

Berawal dari gemasnya sekelompok warga Makassar tentang citra kotanya yang kasar dan semrawut, mereka bangkit mencetuskan gerakan Makassar Tidak Kasar dengan tujuan membuka mata masyarakat Indonesia dan dunia bahwa citra Makassar bukan hanya kekasaran saja melainkan kota yang penuh dengan kehidupan warga yang dinamis. Terakhir kali saya mendengar mereka bertemu pada tahun 2010 namun setelah itu tidak terdengar lagi kabarnya. Akan tetapi gerakan ini tetap menarik; saya ingin bertemu mereka.

sumber: radioholicz.com

3. Makassar Berkebun

Ini juga komunitas yang sangat menarik dengan beban utama menghijaukan kota. Makassar Berkebun memiliki website dan tampaknya sudah mendapat banyak dukungan. Jadwalnya terlihat sudah teratur meski saya kurang tahu sudah berapa kali mereka sempat melaksanakan panen. Coba kalau saya bertemu mereka, saya bisa belajar bercocok tanam sekaligus menyelamatkan bumi!

sumber: faizalramadhan.com

4. Komunitas Sketcher Makassar

Saya tidak bisa menggambar sketsa. Namun Komunitas Sketcher Makassar nampaknya tidak pandang bulu siapa saja tamu yang datang dan langsung diberikan kertas dan peralatan sketsa. Alih-alih menggunakan kamera canggih, mereka meluangkan waktu di suatu tempat di kota Makassar dan menangkap emosi masyarakatnya melalui gambar sketsa. Hasilnya menakjubkan; dari 100 peserta kegiatan akan tercipta 100 sketsa berbeda untuk objek yang sama. Dan kesemuanya bercerita! Coba bayangkan jika saya ingin belajar menggambar dan Makassar adalah kota yang pertama kali teringat di otak akibat komunitas ini?! Wah, Makassar bisa menjadi kiblatnya para sketcher!

sumber: radioholicz.com

5. Makassar Backpacker

Lupakan buku-buku panduan berbahasa asing dengan gambar-gambar menarik. Cara berpetualang terbaik menurut saya adalah bertemu dengan para pecinta perjalanan setempat dan menggali informasi lokal sedalam-dalamnya dari mereka. Para anggota Komunitas Makassar Backpacker paling tahu seluk-beluk gang dengan kuliner lokal terbaik; bagaimana caranya ke Bantimurung hanya dengan naik pete-pete; atau pulang-pergi Makassar-Toraja hanya berbekal uang ratusan ribu rupiah. Mereka adalah brosur wisata berjalan yang paling akurat dan pertemuan dengan mereka tidak akan pernah membuat saya tersesat.

sumber: sembarangji.blogspot.com

Ajakan Berpetualang

Bapak-Ibu para penentu kebijakan pariwisata Sulawesi Selatan yang saya hormati. Kelima contoh di atas hanya sebagian kecil di antara komunitas yang ada di provinsi Anda. Namun jika saya ingin bertemu mereka, ke mana saya harus mencari informasi? Adakah agenda berikutnya atau agenda tahunan sehingga bila perlu saya akan menyesuaikan jadwal kunjungan untuk menghadiri acara tersebut? Alangkah baiknya jika Anda merangkul mereka, menanyakan jadwal kegiatan untuk dimasukkan ke dalam agenda pariwisata tahunan provinsi, bahkan mendukung mereka dalam daya dan dana.

Jikalau itu Anda lakukan, tahukah Anda apa hasilnya? Promosi yang keluar bukan lagi jargon-jargon indah tapi semu, melainkan cerita dan kesaksian hidup dari warga Sulawesi Selatan akan keindahan tempat tinggalnya . Bahkan biaya yang Anda keluarkan mungkin tidak terlalu besar dibandingkan ongkos iklan televisi yang biasa dilaksanakan. Makassar dan Sulawesi Selatan adalah gudangnya para kaum intelektual Indonesia dan semestinya masyarakat lokal bisa menceritakan sendiri kebanggaan mereka.

Sekali lagi, masyarakat Sulawesi Selatan adalah aset pariwisata terbesar melebihi pohon dan batu benteng yang tak mampu berbicara. Masyarakat Sulawesi Selatan, yang terbukti dari mahakarya La Galigo memiliki tingkat peradaban yang tinggi, akan mampu menyambung lidah Anda dalam mempromosikan pariwisata melalui aktivitas mereka sehari-hari. Dan hal itu, dalam angan-angan saya, justru menjadi magnet terkuat bagi para pengunjung.

Bapak-Ibu yang saya hormati. Saya sudah merencanakan kunjungan ke Sulawesi Selatan pada bulan November 2012 ini selama dua minggu, mungkin lebih. Dapatkah Anda memberi saran pada saya, komunitas mana yang menarik untuk ditemui? Saya tidak ingin sekadar berwisata ke Sulawesi Selatan. Saya ingin menjelajahinya, menyelaminya, dan mengalir bersamanya.

50 thoughts on “Angan-Angan Wisata Sulawesi Selatan

  1. Wow Makassar. Kangen euy mau kesana dan bertemu dengan komunitas-komunitas diatas. Pertama kali ke makassar mengunjungi Losari – Trans Studio – Malino (puncaknya makassar) bermimpi agar bisa ikutan blognus september nanti. 🙂

    Like

  2. membaca tulisan ini, makin pengen deh plesir ke Makassar
    dan seperti kata om Brad, tidak ingin juga menatap yang indah2 itu dari balik kaca mobil, tapi ingin membaur dan merasakan kehidupan yang sebenar2nya
    hmm …

    November? Abis April baru mo hunting tiket ah 😀

    Like

  3. Ayo ke Makassar, kak. Saya mau bertemu sama penghuni komunitas itu. Terutama sama Komunitas Sketcher Makassar. Mau minta ajarin bikin sketsa yang bagus gimana caranya.

    BlogNus disana kan, ya? Biayanya berapa, kak? Air Asia aja, kak, siapa tau dapat yang promo.

    Like

    1. Ayo, November ke Makassar. Air Asia kayaknya gak terbang ke Makassar. Opsinya paling Lion atau Batavia. Tiket pp ada di kisaran 1,3 juta

      Like

  4. kalau Bro Brad datang berkunjung, saya siap deh jadi guidenya kalau saya juga ada di makassar, kita bisa berpetualang sambil ngeblog bareng.. 😀

    Like

  5. Bro, kau lupa, bagian terpenting dari adat istiadat dan budaya indonesia, adalah:

    MAKANG MAKANG… 😛

    Mustinya ditulis juga soal makan-makan atau makanan yang menjadi daya tarik turis. Anyway, mustinya juga ditulis something about turis lokal, soalnya gua aja kalo bukan dari Makassar kayaknya gak tahu musti ngapain di makassar… 🙂

    thx for the story… 🙂

    Like

  6. Numpang lewat gan, ini saya juga lagi nyari info tentang makassar. Rencananya November ini mau kesana juga ada yang merid di Toraja! Rencananya lagi sekalian extend ngabisin libur yang lumayan panjang sampe tanggal 18. Kalo punya info baru di share yak.. Buat referensi itinerary 😀

    Like

        1. belum beli tiket sih. tapi yang jelas saya harus ada di sana tgl 9-11 November di acara Blogger Nusantara 2012 🙂

          Like

  7. Salam kawan….saya dari Aceh dan pernah ke Sulewesi Selatan tahun 2010, objek wisatanya memang luar biasa indah…

    saya pernah ke Bone, Bantimurung dan Kota Makassar…wow…its beautiful…..apalagi bantimurung…..surganya kupu-kupu…memang terasa indahnya ciptaan Tuhan….really miss to come back to Sulsel…

    eh….jangan lupa main2 ke wisata online di Aceh ya…:)
    wisata Aceh

    Like

Leave a reply to indobrad Cancel reply