#Ngorek 1: Mobile Photography

“Foto lu keren bro. Gambarnya tajam dan komposisi warnanya mantap. Pake DSLR ya?!”

“Nggak. Gue pake iPhone.”

Dialog tersebut diceritakan kembali oleh @teddyandika sewaktu foto-foto hasil jepretan dengan iPhone-nya menarik perhatian sebuah record company yang ingin memakai jasanya. Kok bisa foto-foto hasil jepretan ponsel menarik perhatian? Memangnya ada banyak aplikasi yang mendukung ya? Apa sekarang mobile photography sudah menjadi trend?!

Pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab pada Sabtu kemarin.

Di Sabtu (15/Okt) sore cerah kemarin saya melangkah memasuki Depok Town Square untuk menghadiri sharing session pertama yang diadakan oleh Serikat Koprollers Depok alias siKodok. Sharing yang direncanakan berlangsung tiap bulan ini mengambil tema yang berbeda-beda dan Mobile Photography menjadi topik bahasan pertama. Bukannya tanpa alasan topik ini dipilih. Mengambil gambar menggunakan ponsel telah menjadi fenomena dan dianggap sebagai pilihan praktis oleh sebagian besar masyarakat pengguna gadget di Indonesia meski dicibir pula oleh banyak orang oleh karena kualitas gambar yang dihasilkan cukup rendah.

Namun anggapan itu segera terpatahkan oleh @almaujudy yang memaparkan bahwa mobile photography adalah media sharing terbaru dan terus menanjak popularitasnya. Dari sisi aplikasi, pengembangan terbaru yang memungkinkan pengguna mengedit hasil jepretannya sehingga layak tampil sebagaimana hasil foto dengan kamera DSLR semakin bervariasi. Namun yang menjadi faktor kunci adalah kemudahan sharing langsung dari perangkat yang kita miliki. Cak Uding, demikian panggilan akrabnya, menyoroti trend fotografi ponsel ke depannya yang akan fokus pada industri fashion dan juga brand campaign. Keunikan hasil foto dengan ponsel dan variasi aplikasinya akan mengundang banyak orang bereksperimen dan bahkan mengundang pengiklan untuk memasarkan produknya dengan gaya-gaya baru. Namun sepertinya tidak semua perangkat mengalami percepatan yang sama. Cak Uding mencatat bahwa pengembangan aplikasi fotografi ponsel lebih banyak dilakukan untuk iPhone.

Teddy Andika yang tampil di sesi kedua lebih menyoroti aplikasi fotografi ponsel dari sisi pengguna. Berangkat dari nafsu narsis (aren’t we all?! hehe), Teddy memilih ponsel sebagai batu loncatan fotografi karena masih terus menabung untuk suatu hari membeli kamera DSLR. iPhone kemudian menjadi perangkat jagoannya dengan aplikasi Instagram untuk mengedit dan mempublikasikan foto-fotonya yang sudah ribuan jumlahnya. Meski menampik tudingan sebagai evangelista Instagram dengan menekankan bahwa semua jenis ponsel layak digunakan, tak urung kemudahan edit dan sharing yang terdapat pada aplikasi tersebut menjadi fokusnya pada sore itu. Tips terpenting bagi para fotografer ponsel adalah bermain pada komposisi untuk meminimalisir penggunaan aplikasi. ‘Doktrin’ ini menjadi wajib oleh karena pengambilan gambar dengan ponsel tidaklah seleluasa kamera DSLR sehingga hasilnya cenderung standar dan membutuhkan banyak polesan untuk menjadi lebih cantik. Para pengguna Instagram memang beruntung karena fasilitas edit gambarnya bervariasi. Sedangkan bagi para pengguna BB atau ponsel berkamera lainnya, usaha ekstra diperlukan dalam mengedit foto menggunakan Photoshop. Tips penting lainnya adalah kecermatan dalam menangkap moment sehingga ide yang ‘remeh-temeh’ sekalipun dapat menjadi mencengangkan.

Ngorek yang dihadiri sekitar 30 orang pada sore itu berjalan cukup lancar meski ada gangguan luar dari acara talent show yang sedang berlangsung di foodcourt mall. Untuk sebuah sharing session baru di tengah event-event lain yang sudah mapan, langkah pertama siKodok patut diacungi jempol. Sekarang tinggal menjaga passion para penggeraknya saja agar event ini berjalan rutin dan berkembang ke depannya.

***

Sedikit catatan tentang venue: Taman Bacaan Masyarakat alias TBM@Mall Depok Town Square mulai dibuka April 2011 lalu yang bertempat di atas foodcourt. Suasananya cukup cozy untuk membaca atau mengadakan sharing santai seperti Ngorek; hanya saja gangguan suara dari luar saat acara berlangsung perlu disiasati pengelolanya dengan menambahkan partisi kaca. Jalan untuk menjadi rujukan pustaka masyarakat juga masih panjang melihat koleksi buku-bukunya yang tanggung. Pemerintah kota Depok patut diapresiasi dalam inovasi-inovasi seperti ini, namun demikian pemeliharaan dan pengembangannya masih harus didukung dan dipertanyakan.

20 thoughts on “#Ngorek 1: Mobile Photography

  1. Kompas sempat membahas 2 komunitas besar fotografi yang berbasis mobile, yaitu iPhonesia bagi para pengguna iPhone dan Fotodroids bagi para pengguna android.

    Setuju banget ini akan terus semakin berkembang, apalagi kian banyak aplikasi yang menunjang dan memudahkan dalam mengedit foto di ponsel serta membagikannya.

    Wah sayang ya saya nggak ikutan acara keren ini.

    Like

  2. Pingback: ngorek by siKodok

Leave a comment