Sebuah topik menarik muncul di Daily Post muncul kemarin: Buat list 5 hal yang takut Anda tuliskan. Saya cukup tersentak dengan topik ini oleh karena selama ini saya memang cenderung menghindari topik-topik tertentu meski tidak pernah mengakuinya sebagai ketakutan. Mungkin lebih tepat disebut kekuatiran? Ah, cuma dua sisi mata uang dari benda yang sama. Untuk menuliskan daftar tersebut pun saya sedikit ragu-ragu sebab bisa dianggap bahwa saya ini lemah atas topik-topik tersebut. Ah masa sih?
Setelah 2 hari berpikir saya merasa tidak mampu membuat daftar hingga 5 hal. Namun ternyata memang ada beberapa hal yang saya takut untuk tuliskan. Berikut di antaranya:
1. Politik
Pembelengguan kebebasan berekspresi selama 32 tahun masa kepemimpinan Suharto masih terasa sampai sekarang sehingga saya terkadang ragu menulis tentang politik. Saya pernah menulis kekecewaan terhadap Presiden SBY akibat kenaikan BBM di tahun 2005 dalam Bahasa Inggris dan diusahakan sesantun mungkin. Tulisan lain mulai lebih berani, yakni menertawakan munculnya iPad dalam sebuah konferensi pers di Istana Negara yang berujung pada ramainya perbincangan di Twitter pada akhir tahun lalu. Tulisan tersebut masih dalam Bahasa Inggris dengan pertimbangan tidak akan terlalu kasar dalam cara penyampaiannya. Sedangkan tulisan terakhir muncul di awal bulan ini tentang lagu Genjer-Genjer dan implikasi politiknya. Kali ini ketakutan tersebut cukup besar namun sudah tidak mungkin lagi saya menurunkannya. Akhirnya jalan tengah yang ditempuh adalah memasang DISCLAIMER pada awal tulisan.
Bisa jadi ketakutan tersebut tidak beralasan. Di alam demokrasi yang bebas ini kita sudah jauh lebih bebas dalam mengutarakan pendapat; meski demikian bagi saya keragu-raguan itu tetap ada.
2. Hubungan Antarumat Beragama
Untuk soal ini level ketakutannya tidak setinggi poin di atas namun tetap membuat saya ragu. Ketika terjadi penyerangan terhadap jemaat HKBP Bekasi Timur pada September 2010 lalu, saya mengulasnya dari sisi umat minoritas yang tertindas. Meski sudah menulis dalam Bahasa Inggris dengan gaya yang sangat santun plus memasang DISCLAIMER, tak satu pun komentar datang dari umat beragama lain; padahal trafik terhadap tulisan itu sangat tinggi. Paling tidak saya menebak bahwa sebagian pembaca merasa hal ini terlalu sensitif untuk dibahas.
***
Ya, sepertinya itu saja ketakutan saya. Anda sendiri apakah ada ketakutan terhadap topik tertentu dalam menulis? Ditunggu sharingnya.
ketakutan saya paling besar dalam menulis adalah kalau memulai menulis sesuatu tapi tak tahu bagaimana mengakhirinya (baca: menyelesaikan tulisan).
LikeLike
macam tau terbang tapi gak tau landing. hihihi
LikeLike
yup sama tuh! politik, agama, dan duit (ekonomi). Bayangin aku pernah takut menuliskan aku bayar Rp sekian di resto itu (sbg info kira2 brp harga resto itu kan) takut banget disangka mau mamer π¦ meskipun akhirnya aku tulis juga sih.
Aku takut kalau dicap high class. itu saja.
LikeLike
ooo itu mungkin lebih tepat keraguan diomongin orang, bukan ketakutan. gak ada ancaman hukum jika kita menulis harga kan ya? hehehe
LikeLike
ketakutan saya dalam menulis itu, kalau udah menulis panjang lebar, trus tiba-tiba komputer hang, dan gak sempat disave >.<
LikeLike
ooo mekbukpro suka hang ya?! *dudududu*
LikeLike
Awalnya dulu ketakutan saya adalah apakah tulisan saya layak baca atau nggak, maklum masih nyubi #dikeplak
Selama kita menulis pada tataran etis kita kayaknya ga perlu takut deh. Nah Kalau sekarang masalahnya lebih berkutat pada rasa malas dalam menulis hehehe
LikeLike
setuju. sayangnya permasalahan kita primitif ya: berkutat pada rasa malas. hahaha
LikeLike
Wah, kalo masalah yang ini, sy juga menakutkannya tante rara … biasanya kalau udah dalam kondisi seperti ini, saya malah malas ato jd ndak mau nulis lagi .. hufttt
walau ada ‘autosave’ kadang save ny cm stengah, untuk mensave stiap paragraf baru, sy takut idenya jadi ilang …. hahaha
LikeLike
makanya sering2 save dong π
LikeLike
Ketakutan itu bang brad, adalah musuh dalam menulis, karena rasa takut membuat kepala kita tak mampu memimpin tangan untuk mencipta tulisan…
jadi hajar aja bang !!!!
LikeLike
thanks atas semangatnya π
LikeLike
saya tidak komen karena tidak baca,
klo baca pasti saya komen, wlo mungkin cuma menulis “no comment” hihihihi …
apa yang om brad takutkan sepertinya sih kurleb melanda orang lain juga deh, minimal saya hehehe …
abis daripada repot .. iya kan?
di draft box saya saat ini ada beberapa tulisan yang rada sensitif, bahkan bisa2 saya dituding Islam liberal, dan demi mempertimbangkan ini itu, saya memilih membiarkan tulisan itu ngendon di draft box entah sampai kapan hehehe
LikeLike
publish dong! bukan untuk memancing keributan di blog namun diskusi terbuka yg seru. gimana? π
LikeLike
Saya apa ya, sampai sekarang biasa saja, ada ide yang dituangkan, tidak ada ya biar saja :).
LikeLike
hehehe jadi ketakutannya soal ide? kurang lebih samalah kita hahaha
LikeLike
kalau aku, kayaknya ketakutanku adalah menuliskan sesuatu yang berbau sara, misalnya tentang hubungan atau konflik antar agama, dan sejenisnya.
takutnya bila saya kurang jeli dan hati hati menuliskannya bisa menambah masalah yang kelihatan kusut di negeri ini
sementara kalau menuliskan politik dan sejenisnya sih berani berani saja asal tahu pasti permasalahan yang akan dituliskan π
LikeLike
tapi kalo menguasai materi, topik apapun gak takut utk ditulis kan? π
LikeLike
Rasa takut kalau tulisan kita diquote, jadi rujukan penulis lain, diubah sikit demi sikit.
Kemudian mula terpesong dari maksud sebenar kita cuba sampaikan.
LikeLike
jenis rasa takut ini lain bro. but still it makes sense. thanks ya π
LikeLike
Kalau saya sih tidak ada ketakutan berarti untuk topik-topik tertentu, cuma saja memang untuk urusan agama saya akan coba menulis dengan lebih hati-hati.
kalau soal politik sih cuek aja…hehehe
LikeLike
ohohoh gitu ya, thanks atas opininya π
LikeLike
Saya juga kalau menulis tentang politik agak gimana gitu, mungkin karena tidak memahami cara kerjanya kalee ya sehingga takut π kalau tentang agama, aku juga tidak bisa kerena memang tidak ada kemampuan untuk itu:D
LikeLike
tidak mampu dan tidak mengerti memang salah satu alasan terkuat π
LikeLike
klo nulis tt politik salah2 njeblos ke tralis besi….
klo nulis masalah agama takutnya di bilang sara….
klo nulis fiksi dibilang fakta heuuuuu
trus gmn saya mau nulis ya wkwkwkw
LikeLike
tulis curcol aja paling sipp #eh π
LikeLike
Wow. Semua topik di atas memang rawan hujatan. π¦
Semua terserah Bang Brad, mau lanjut apa nggak. π
Kalo saya… nggak pernah ada ketakutan utk menulis. Toh memang karena topik blog saya gak serius2 amat. Paling saya ada rasa takut ketika akan mengomentari blog orang. π
LikeLike
kok komentar di blog orang malah takut? π
LikeLike
jangan takut….
LikeLike
terima kasih atas dukungan semangatnya π
LikeLike
umm … gimana ya?
nanti deh klo udah pandai menulis
maksud saya, kalau sudah pandai merangkai kata,
klo sekarang kan terlalu to the point xixixi
LikeLike
gpp justru yg to the point itu keren π
LikeLike
Ketakutan dalam menulis? Hmm…. kalo saya bukan takut, tapi khawatir…
Topik yang membuat saya khawatir untuk menuliskannya adalah jika hal itu berhubungan dengan ketidakenakan hati terhadap seseorang, personal lah. Khawatir membuat orangnya tersinggung.
Tapi, jika hasrat saya tak tertahankan. Biasanya saya hanya melampiaskannya dalam bentuk puisi, yang bisa diartikan dengan cara yang berbeda-beda. ^_^
LikeLike
cie cieee emang sih beberapa kali puisinya membuat gw menebak-nebak. hihihi
LikeLike