Pada Maret lalu saya menerima ajakan seorang kawan untuk mencicipi Sate Maranggi yang sangat terkenal di Purwakarta. Namun bagian yang menarik dari perjalanan itu bukanlah satenya (meskipun enak), melainkan perjalanannya. Kawan saya tersebut bekerja di PT. KAI dan ditempatkan di Stasiun Cibungur yang letaknya hanya 1 kilometer dari pintu keluar tol Cikampek ke arah Sadang. Sate Maranggi sendiri hanya berjarak sekitar 100 meter dari stasiun tersebut.
Saya, yang memang menggemari perjalanan dengan kereta api, memutuskan untuk menggunakan KA Lokal Purwakarta yang berangkat jam 10.25 dari Stasiun Bekasi dengan harga tiket Rp 3,000.- saja dan pulang sore harinya dengan kereta yang sama. Perjalanannya sangat menyenangkan meski penuh. Kereta ekonomi tersebut sudah dilengkapi dengan AC split dan tiap kursinya disediakan colokan listrik. Penting itu penting!
Stasiun Cibungur sendiri, meski letaknya tidak jauh dari Jakarta, sangat memenuhi syarat untuk disebut sebagai stasiun jadul di desa dengan bangunan yang masuk kategori warisan budaya. Tambahan lagi pemandangannya yang unik membuatnya beberapa kali menjadi lokasi syuting FTV dan sinetron. Bayangkan Rio Dewanto memeluk pacarnya si kembang desa dengan erat di peron stasiun! 😀 Berikut beberapa fotonya:
Perubahan Jadwal KA per 1 April 2015
Tadinya saya sudah senang bisa sering-sering naik kereta api ke Purwakarta. Namun apa daya saya harus menelan kekecewaan. Mulai 1 April 2015, jadwal kereta mengalami perubahan dan harga tiketnya naik. Plus yang paling mengecewakan: KA lokal tidak lagi berhenti di Stasiun Bekasi. Padahal kereta ini sangat diperlukan oleh masyarakat kecil seperti pedagang dan pegawai kantoran dari Bekasi untuk pergi ke Pasar Senen dan sekitarnya dengan harga tiket yang murah. Dalam perjalanannya, KA lokal Cikampek dan Purwakarta hanya berhenti di Tambun untuk selanjutnya langsung ke Pasar Senen. Ah, sayang sekali.
Berikut ini jadwal kereta selengkapnya yang saya kutip dari situs Kereta Api Kita:


Harga tiketnya juga mengalami perubahan dari yang sebelumnya Rp 2500,- s/d 3000,- menjadi Rp 5000,- s/d 6000,-. Harga yang cukup berat harus ditanggung oleh para pedagang asongan atau pegawai rendahan setiap harinya sementara jadwal kereta kerap terlambat dan AC sering juga mati. Semoga PT. KAI cepat berbenah seiring kenaikan harga tersebut.
Eh, Sate Marangginya malah belum saya ulas. Lain kali deh, ya? 😀
Keren yah stasiunnya….dan kenapa seperti tidak ada orang yang berlalu lalang?
LikeLike
Karena itu pas hari Minggu kak. Kalo dari Cikampek sih langsung penuh 🙂
LikeLike
Wah saya juga suka naik kereta, lebih menikmtai perjalanan aja sih,
anyway stasiunnya ajdul pisan yah.. kapan-kapan nyobain main-main kesana deh.
oia selain satenya, apa ada objek wisata lain yang menarik bro?
LikeLike
Gak ada bro. Di situ cuma kebon karet aja sih sama kampung. Stasiun Sadang setelah Cibungur malah katanya lebih jadul lagi.
LikeLike
wah baru tau ada KA lokal berhenti di Bekasi 😀
LikeLike
Yah udah telat mas. Udah gak berhenti do situ lagi hahahahaha.
LikeLike
Sayang juga yah padahal pasti banyak yg butuh, tapi ngomong2 sate maranggi yang dipurwakarta memang bener enak tu mas 🙂 sy udah dua kali kesitu
LikeLike
iya, harganya juga enak. hahaha
LikeLike
Stasiunnya cakep bro. Perlu banget nih dilestarikan.
Kejam ya KA, harusnya kan tetap berhenti di Bekasi buat memudahkan pedagang kecil, pegawai rendahan, dan masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan. Apa perlu didemo dulu baru biar kereta apinya berhenti lagi di Bekasi?
LikeLike
hehe. Stasiun Bekasi sekarang hanya utk Commuter Line sama Argo Parahyangan bro.
LikeLike
setuju bgt tuh klo mau demo,,knp sih keretanya ga brenti dibekasi,,bukannya mempermudah rakyat kecil tp malah mempersulit,,kan jd jauh klo mau k’puwakarta harus k’tambun dlu..hufft
LikeLike