Tulisan ini merupakan berita terkini tentang situasi visa Kamboja bagi para pemegang paspor Indonesia yang hendak berkunjung ke negara kerajaan di Asia Tenggara tersebut. Berhubung masih banyak pertanyaan simpang-siur yang beredar di internet, maka saya ingin membantu menegaskan situasi terakhir. Berdasarkan informasi yang terbaca di website KBRI Phnom Penh, Kamboja dan Indonesia telah menandatangani perjanjian penghapusan kebijakan visa kunjungan bagi para pemegang paspor biasa kedua negara dengan masa kunjungan tidak melebihi 30 hari. Perjanjian ini berlaku mulai 20 September 2011 dan dapat dimanfaatkan di seluruh pos imigrasi masuk Kamboja.
Bagaimana implementasinya?
Via Phnom Penh Airport
Saya pertama kali memasuki Kamboja melalui Phnom Penh International Airport pada tanggal 3 Mei 2012 untuk tujuan wisata. Setelah mengisi kartu kedatangan yang dibagikan sejak di pesawat, saya maju ke loket imigrasi dan diterima dengan santun oleh petugas imigrasi setempat. Petugas tersebut memeriksa baik-baik paspor dan mencocokkan dengan daftar negara-negara bebas visa yang bisa saya intip di sampingnya. Sayangnya semua informasi tertulis dalam aksara Khmer; saya hanya bisa membaca nama ‘Indonesia’ di daftar itu. Setelah pengambilan foto melalui kamera dan sidik jari kanan-kiri, paspor saya langsung dicap. Tanpa basa-basi, tanpa pertanyaan, tanpa biaya. Hidup Indonesia!
Via Trapeang Kreal / Dong Kralor
Ini adalah pos perbatasan darat dengan Laos; satu-satunya perbatasan darat yang masih dibuka antara Kamboja dan Laos setelah pos perbatasan di Sungai Mekong ditutup beberapa tahun lalu. Pos perbatasan ini jauh lebih sederhana: pelayanan imigrasi dan bea cukai masih dilakukan di pondok sederhana dan tenda-tenda darurat! Tidak ada pengambilan foto elektronik dan sidik jari karena (diduga) keterbatasan fasilitas dan listrik.
Saya memasuki Kamboja via pos ini pada tanggal 8 Mei 2012 setelah menghabiskan 1 hari di Laos. Yang berbeda di sini adalah: kita tidak perlu antri imigrasi keluar Laos dan masuk Kamboja apabila menggunakan bis internasional karena petugas bis yang akan membantu menyelesaikan segala urusan imigrasi dan bea cukai. Sejak berangkat dari Laos, paspor kami sudah dikumpulkan dan diberi tahu biaya visa yang mesti dikeluarkan untuk masing-masing kewarganegaraan. Warga negara Uni Eropa dikenakan biaya bervariasi antara USD 30-36. Bagaimana dengan paspor saya? Bebas visa tetap berlaku di sini. Hidup Indonesia!
Namun sebelum sempat melonjak girang, hati saya langsung kecut ketika petugas bis dengan santainya mengutip biaya tambahan USD 6 dari setiap penumpang untuk ‘biaya cap’; yakni biaya yang mesti dibayar ke setiap pos perbatasan Laos-Kamboja dan (tak lupa) komisi untuk dirinya sendiri. Jadi meski tidak perlu membeli visa, saya tetap mesti membayar USD 6 itu.
Prosesnya sendiri tidak berbelit. Bis internasional akan berhenti sekitar 30 menit di perbatasan dan para penumpang dipersilahkan turun untuk beristirahat sementara paspor kami diurus oleh pihak bis. Setelah urusan imigrasi selesai kami menerima kembali paspor dengan cap baru Kamboja dengan masa kunjungan 30 hari lagi.
Bagaimana dengan prosedur keluar Kamboja?
Tidak ada masalah, baik di perbatasan darat Trapeang Kreal (dengan Laos) dan Bavet (dengan Vietnam). Hanya saya di Bavet yang fasilitasnya sudah modern, setiap penumpang mesti antri di loket imigrasi untuk diambil foto dan sidik jari pada saat hendak keluar. Tidak ada suap-menyuap petugas di pos perbatasan dengan Vietnam tersebut.
Selanjutnya biar beberapa gambar saja yang bercerita.
Jalan-jalan terus 😀
LikeLike
tapi belum sampe ke Manila kayak sampeyan sih. hehehe
LikeLike
Wah, udah sampai Kamboja aja, Om
Itu sederhana sekali yang di Kamboja, kayak pos ronda aja hehehe
Kapan pulang ke Indonesia, Om?
LikeLike
ini udah di Indonesia kok 🙂
Rencana saya update soal visa-visaan dulu baru cerita kopdar kita menyusul. ihik
LikeLike
Owh, dah pulang? Alhamdulilah sampai dengan selamat
JIyahhh, Anaz aja belum up-date kopdar kita, Om 😐 hiks
LikeLike
mana foto2nyaaaaaaaaaaa #garuktembok
LikeLike
masih ada yang namanya Khmer Merah yah om..
LikeLike
waduh saya gak tau situasi khmer merah sekarang gimana. yang jelas pengadilan HAM masih berlangsung sih.
LikeLike
Mirip dengan Indonesia ya suasananya 😀
LikeLike
mirip bangetttttt 😀
LikeLike
Hidup Indonesia ! Asiik…nungguin kelanjutan ceritanya nih, Brad…
LikeLike
sip, ditunggu ya Kak
LikeLike
om, nda ke Museum Ranjau?
LikeLike
ndak pergi kodong. letaknya sekitar 37 km di luar kota Siem Reap. Mesti naik taksi dan mahal banget ongkosnya. hiks
LikeLike
wah keren..
menunggu lanjutannya. lumayan nih buat referensi bulan madu nanti
#eh
LikeLike
ejieeee ada yg mau honeymoon =))
LikeLike
Bro, berarti untuk Laos dan Kamboja, lewat pintu apa saja (termasuk bandara udara) pasti bebas visa ya?
Bagaimana dengan Vietnam, apa bebas visa juga?
LikeLike
betul bro, bebas visa utk Kamboja dan Laos lewat pintu mana saja.
Vietnam? Itu sih sudah bebas visa sejak 2003-2004 bro. 😀
LikeLike
Sangat informatif … Sayangnya ngga ada foto kuliner. Atau ngga ada warung?
LikeLike
info wisata kulinernya belum dipublikasikan kakak. sementara masih fokus ke sawah2an #mintadibully
LikeLike
wahaha, terima kasih, sudah bisa bebas visa, maklum kemaren gak keitung, tapi thanks berat infonyah
LikeLike
sama-sama 😀
LikeLike
Tulisan ini sangat penting bagi saya,tks banyak ya mas!, karena saya IsyaAllah akan ke Seim Reipp tgl,29 Juni. Sebelum membaca tulisan saya bingung antara pake visa ngak ya?.
LikeLike
sama-sama. Have fun di Angkor Wat ya 😀
LikeLike
Orang Kamboja bisa berbahasa Inggris ga?
Wah jadi pengin ke kamboja 🙂
LikeLike
iya org Kamboja banyak kok yg bisa bahasa inggris, terutama para pengemudi tuktuk
LikeLike
“Ngiri” saya liat bro jalan-jalan. Bagusnya sesama Asean gak usah visa-visaan lah, bebas visa aja. Tuktuk pun bisa masuk area bandara ya…
LikeLike
bisa. tapi kayaknya diseleksi cuma tuktuk bagus aja yg bisa masuk 🙂
LikeLike
Mas mao nanya kalo dari kamboja ke laos brapa lama?? ad rekomen naek bus apa gk?? rencana agustus mao ke situ. terima kasih
LikeLike
tergantung, kemana tujuanmu di Laos. Dari Phnom Penh ke perbatasan sekitar 8-9 jam. Kalau sampai Vientiane siap2 24 jam di bis 🙂 Saya rekomendasi PP Sorya Transport. Itu jaringan bis terbesar di Kamboja
LikeLike
Mas,bulan february 2011,sy sudah ke Myanmar selama 2 minggu,kebetulan sy punya keluarga angkat di sana,sy sudah keliling Myanmar,termasuk Yangon,Mandalay dan banyak lagi,tapi sy masih pakai visa yg saya apply di kedutaan Myanmar di Kuala Lumpur,soalnya sy kerja di Penang,,sy mau nanya ni,apa sekarang ke Myanmar sudah bebas visa atau sudah berlaku VOA atau masih apply visa,sy cari berita terbaru masih simpang siur,soalnya sy mau ke Yangon lagi nie,kangen ama keluarga angkat sy..makasih ya mas,,,
LikeLike
untuk Myanmar sejauh ini masih pake visa, Mas Jaka. Rencananya tahun ini juga akan dibebaskan visa sih. tapi belum tau 🙂
LikeLike
Myanmar masih pakai Apply visa, sekarang saya tinggal disana (Myanamar) pakai visa Multiple-visa. Myanmar bisa tidak sudah alias gampang
LikeLike
Makasih mas infonya,soale sy lg nunggu bebas visanya,insya Allah imlek th 2013 sy ke sana,kebetulan libur seminggu,,,mau ngurus visa Myanmar ke Kuala Lumpur ga sempet,,lg sibuk….lagian lumayan jauh..
LikeLike
Mas mau tanya, apakah pos erbatasan yang berwarna biru diatas itu akan kita lewati untuk jalur Phnom Penh(CAM)-Pakse(LAO)? saya berencana ke pakse dari phnom penh akhir desember ini. selain operator bus PP Sorya, apakah ada armada lain yang bisa direkomendasikan? untuk pemberhentian bus PP Sorya di pakse, dia berhenti dimana? apakah di bus station km2? (mengingat ada 3 bus station di pakse (km 2, north, south CMII). Dan dari terminal pemberhentian ini apakah masih jauh ke kotannya? Bisa ke kota dengan menggunakan apa? terima kasih atas jawabannya
LikeLike
iya, jalur itu yg akan dilewati kalau mau ke Pakse. sekitar 1-2 jam aja dari border. saya gak tau persis karena waktu itu gak sampai ke Pakse.
LikeLike
terima kasih mas atas infonya, saya sudah melewati perbatasan ini akhir des 2012 memakai company PP Sorya (dan memang cuma ini satu2nya bus company yang melayani rute kamboja – laos) & tarif punglinya kok beda2 ya sewaktu masuk ke laos saya dikenakan 5 USD, tetapi ketika keluar dari laos & masuk kamboja biayanya naik 7 USD xixixi. Di dekat situ juga ada proyek pembangunan gedung imigrasi di kedua negara namun belum kelar (desain gedung imigrasi perbatasan kamboja mirip sama seperti yang di bavet, Semoga kedua gedung segera selesai pembangunannya, agar tidak terjadi lagi praktek pungli di border kedua negara
LikeLike
biaya punglinya memang beda2, tergantung suasana hati petugasnya xixixi
LikeLike
Mas…maaf ikut nimbrung…boleh nanya mas…saya mau ke batambang, kamboja…kalau dari siem reap bagusnya naik bis apa ya…dari baca-baca katanya ada juga ferry yang lebih cepat…. beri …saran dong mas…tq…
LikeLike
terima kasih atas infonya, saya dan tiem expedisi dari Myanmar akan melakukan penelitian terhadap bangunan angkor wat kemungkinan ada kesamaan dengan candi prambanan yang ada di Indonesia.
LikeLike