Jurus Bertahan & Tenggelam dalam Bisnis Online

Bisnis online itu penting gak sih?

Jika Anda masih menggelayuti pertanyaan di atas, berarti Anda masih hidup di dekade lalu. Bisnis online itu PENTING BANGET, bukan lagi opsional, namun sudah menjadi kewajiban. Yah, memang masih belum merata penyebarannya namun semakin ke sini perkembangannya semakin menjanjikan.

Dalam tulisan ini, Anda TIDAK AKAN menemukan:

1. Paparan Pentingnya Berbisnis Online

2. Kiat Sukses Berbisnis Online

Sebaliknya saya akan bercerita ‘dari udara’.

Adalah tahun 2008 di mana saya ditawari kesempatan melakukan pemasaran produk furniture berupa Meja Komputer Lesehan dengan model buatan sendiri dan dapat pula mengerjakan pesanan custom-made bagi para pelanggan. Tawaran tersebut datang dari sebuah produsen mebel rumahan yang sudah memiliki jaringan pemasaran cukup baik di toko-toko mebel seputar Jabodetabek. Diwanti-wanti agar tidak bersaing langsung dengan bisnis mereka, satu-satunya jalan yang terpikir waktu itu adalah: BISNIS ONLINE.

1. Maju Perang Tanpa Senjata

original source: unknown

Jurus pertama yang saya laksanakan adalah maju berperang tanpa senjata. Yang saya pikirkan cuma bagaimana caranya membangun sebuah toko online untuk memasarkan produk tersebut. Otomatis yang terpikir adalah domain dan hosting. Dasar pelit bin kikir, saya tidak mau repot mengeluarkan uang untuk membeli hosting sendiri dan beralih ke layanan gratisan. Domain sih beli; TLD lokal yang tersedia bebas asalkan menyetor fotokopi KTP dan uang tahunan yang tak lebih dari Rp 25,000.- pun jadi.

Setelah ‘kerangka’ jadi, mendadak kami bingung. Mau dibikin konsep seperti apa? Yang kami tahu adalah bahwa membuka toko online dapat dijalankan dengan Joomla. Maka jadilah kami membeli buku-buku panduan Joomla dan membangun portal plek berdasarkan panduan buku-buku tersebut. Foto-foto produk pun sederhana dan amatir jadilah, yang penting upload.

Lesson learned: jangan menjadikan domain+hosting sebagai prioritas pertama tanpa lebih dahulu mengerti konsep bisnis online yang sesungguhnya.

2. Penetapan Strategi Pemasaran Tanpa Riset

Ya sebenarnya ada juga sih kami melakukan riset, yakni sebatas berkunjung ke beberapa situs toko online dan memperhatikan barang-barang yang dipajang di sana. Pada dasarnya produk sudah ada, jadi kami tinggal menetapkan harga yang kira-kira sesuai untuk dipajang di internet. Lalu strategi promosi yang berjalan pun seadanya. Berikut rangkuman promosinya:

a. Beriklan di situs jual-beli online

b. Beriklan di harian nasional satu kali dalam 3 bulan

c. Beriklan di situs-situs iklan baris semampunya

SEO? Social Media? Sejenis makanan apa pula itu?! Pada waktu itu kami sama-sekali tidak mengenalnya.

Lesson learned: kenali karakteristik produk dan identifikasi pasar yang baik, dan lakukan pemasaran sesuai target.

3. Berbisnis Secara Online Namun Bermental Offline

Jadi alur bisnis kami waktu itu adalah: calon pelanggan melihat iklan di koran, lalu menelepon, kami follow up detail pesanan, terima transferan, barang dikirim. Cetak miring tebal garis bawah pada kata ‘menelepon’. Mengingat kembali perkataan Oom Nukman Luthfie beberapa tahun lalu, pengusaha online harus memiliki gaya hidup online, dalam arti harus senantiasa memantau lalu-lintas informasi di internet dan mesti cepat tanggap ketika calon pelanggan menghubungi kita. Jadi kami hanya siap secara online, namun di offline kami belum mendukungnya dengan akses layanan pelanggan yang mudah. Terlebih lagi kinerja produksi mebel kami belum terbiasa melayani pelanggan lewat internet yang membutuhkan kecepatan layanan ekstra.

Lesson learned: bisnis online terkait erat dengan pakem-pakem produksi dan pemasaran umumnya di offline.

original source: unknown

***

Pada waktu itu kami memang cukup berhasil dalam berusaha, yakni sekitar setahun oleh karena produk kami ternyata masuk kategori niche yang menarik minat para pengusaha warnet yang mementingkan fungsi, kekuatan dan model yang nyaman dan tidak terlalu sensitif dengan harga. Namun karena ketidaksiapan dalam ketiga hal di atas, usaha kami tenggelam dan tumbang setelah setahun berjalan. Belakangan setelah saya ngeblog-lah baru saya memahami betapa kelirunya cara kami menjalankan bisnis pada waktu itu.

Namun ada beberapa prinsip dasar yang akhirnya kami percayai dan pegang:

1. Internet ternyata MAMPU mendatangkan uang secara cepat

2. Berbisnis secara online tanpa kajian yang matang secara offline juga mampu melenyapkan uang tersebut dengan cepat

Saya menyukai kalimat sederhana dari Aria Rajasa dari gantibaju.com: Treat It Like A Business. Kita harus mempersiapkan business plan dengan matang dan jangan langsung silau dengan cerahnya masa depan bisnis online. Tanpa perencanaan yang hati-hati, niscaya Anda akan mengikuti jejak saya: bertahan dan tenggelam dalam bisnis online. πŸ˜€

Sekarang bagaimana? Terus terang saya agak takut memulai lagi dan baru sebatas berani ngeblog dan personal branding saja. Namun persenggolan dengan blogger dan onliner di sana-sini ternyata mampu membangkitkan lagi keinginan berbisnis online tersebut. Hanya saja kali ini saya ingin menyeimbangkannya dengan blog.

Bagaimana pula caranya melakukan itu? Wow, perlu banyak belajar, diskusi dan latihan. Sepertinya asyik juga kalau saya mengikuti Sekolah Blog. πŸ˜€

22 thoughts on “Jurus Bertahan & Tenggelam dalam Bisnis Online

  1. menang menang, hehe. setidaknya telah memanangkan ketertarikan saya membaca tulisan ini sampai dua kali. walaupun saya tidak bisa memberi apa apa sih, hahahaha

    Like

Leave a comment