Tag Archives: gohtong jaya

Endless Feast

“Satu mulut saya, tidak berhenti makan”

Saya suka tertawa sendiri mengingat penggalan lagu kanak-kanak ‘Dua Mata Saya’ di atas. Satu mulut kita, apalagi bagi anak-anak, memang utamanya digunakan untuk makan, makan dan makan lagi. Sebelum berangkat ke Genting Highlands, salah satu yang paling saya ‘takutkan’ adalah urusan makanan, secara saya baru saja memulai diet sebulan sebelumnya dan bentuk tubuh saya sedang ‘lucu-lucunya’ alias turun 8 kilo. Pesta makanan di Genting memang asyik, tapi gimana urusan dietnya cobak?!

“Leave your diet in Jakarta,” seorang rekan seperjalanan menukas lantang sambil terkekeh mendengar kicauan saya yang ragu makan banyak. Okelah, mari lupakan diet untuk minggu ini dan kita mulai dengan perut lapar. Kebetulan memang perut saya sedang lapar ketika turun di LCCT dan perjalanan ke Gohtong Jaya untuk makan siang ternyata memakan waktu hampir 2 jam hingga saya hampir frustrasi karena sudah sengaja tidak membeli makanan di pesawat. Namun akhirnya kami sampai juga di Gohtong Jaya dan ternyata tempat itu, yang dinamai sesuai nama pendiri Genting, Tan Sri Lim Goh Tong, adalah satu kompleks ruko asri yang di belakangnya terbentang bukit hijau dengan udara sejuk. Kompleks rukonya sendiri amat sederhana namun sangat bersih dengan sekumpulan ruko tempat makanan dan kios-kios oleh-oleh yang siang itu cukup lengang, mungkin karena bukan akhir pekan. Dan sejak itu, saya tidak pernah lagi melapar. πŸ˜€

Berikut ini saya ulas beberapa restoran yang ada di Genting. Foto-foto selengkapnya ada di slideshow di bawah ya.

Restoran Ratha, Gohtong Jaya

Restoran yang terdapat di salah satu rukonya ini, membaca namanya, sudah tertebak bahwa tempat ini menyediakan masakan India. Beragam jenis masakannya berbumbu kari yang harumnya saja sudah sangat menggoda. Oh ya, call me a fool, dulunya saya mengira kari itu masakan Jepang saking populernya masakan kari itu di sana, bahkan dengan mudah kita membuatnya dengan bumbu kari instan dan saking sukanya saya dengan kari, saya dibilang punya selera makan seperti anak kecil karena memang anak kecil di Jepang banyak yang menggemari kari. Jadi sempat penasaran juga, apakah kari asli India sama dengan kari versi Jepang? Ternyata sama saja, dan bahkan lebih enak aslinya! *ya iyalah* Hidangan juara dari restoran ini adalah Kari Kepala Ikan yang tekstur dagingnya lembut dan sama sekali tidak berbau. Saya aslinya bukan pemakan kepala ikan sehingga agak ragu ketika hendak memakannya. Namun setelah habis satu potong, dua potong berikutnya malah masuk perut. πŸ˜€

Bubbles & Bites

Casual. Itulah kesan yang pertama tertangkap kala kita memasuki restoran yang terletak di lobi Highlands Hotel ini. Dan memang tempat ini memposisikan diri sebagai restoran yang ramah dan terbuka tanpa sekat dengan koridor lobi dan kita dapat menikmati ragam hidangan dengan suasana santai dengan kawan-kawan plus dimeriahkan dengan koleksi minuman segar. Menu spesial restoran ini adalah pizza, pasta, macaroni & cheese dan kami disuguhi dua macam champagne yang sangat menyegarkan. Zai, pelayan sekaligus bartender menemani kami sepanjang kunjungan dan dengan sigap memberi tahu segala macam menu dan merangkap tour guide dadakan dengan pengetahuannya yang luas tentang aneka restoran di Genting. Di akhir kunjungan, chef Khairul Azhar keluar dari dapur untuk memberi salam. What a delightful personal touch from Bubble & Bites! πŸ™‚

Our guide, Christine, with the famous Asti champagne @ Bubble & Bites
Posing with Zai & Azhar

The Bakery

Sesuai namanya, tempat makanan ini menyajikan roti dan kue-kue yang tepat disantap di pagi hari atau ketika sedang terburu-buru hendak pergi ke taman hiburan dan ingin sekadar membungkus donat untuk dibawa ke luar. Sabar ya, beberapa foto akan tersaji di slideshow di bawah. Hehe.

Happy Valley Seafood Restaurant

Lobster! Itulah menu andalan restoran Cina yang khusus menyajikan hidangan laut segar ini. Ditemani oleh Irene sang kepala pelayan yang ramah, kami menikmati segala jenis hidangan laut berupa lobster, kepiting, udang, ikan, dan beberapa macam sayuran segar dengan bumbu khas Tionghoa yang dijamin segar bagi semua pengunjung dan halal bagi yang Muslim.

Ming Ren

Ah, tempat ini juga sangat mengesankan. Sebelum datang kami sudah diberi tahu bahwa hidangan utama restoran Xinjiang ini adalah domba. Daging lembut itu sudah terasa sejak makanan pembuka berupa sup panas berisi daging domba yang pas dinamai Catch the Lamb, lalu diteruskan dengan aneka hidangan utama yang tentunya sebagian besar dari domba; ditambah dengan kejutan di hidangan penutup: Lamb Ice Cream! Saya agak ragu di awalnya, namun ternyata eskrim itu memang enak; tidak terlalu manis dan ada rasa gurih dari daging domba. Rasa dagingnya sekilas muncul di mulut namun tidak menyengat. Namun di sini jugalah saya menemukan hidangan unik lainnya: Fried Prawn with Wasabi. Udang ini dimasak dengan bumbu wasabi yang biasanya menyengat hidung yang berasal dari Jepang. Namun kali ini wasabinya tidak menyengat sama-sekali dan hidangan ini tambah segar dengan potongan buah naga dan saus mayonaise. Benar-benar mengesankan.

Berikut ini video pendek berisi ekspresi para blogger ketika bersiap makan malam di Ming Ren. πŸ˜€

Coffee Terrace

Pada hari terakhir kami memasuki restoran yang, meski gerbangnya tidak besar, namun area dalamnya sangat luas dan diramaikan oleh counter makanan dari berbagai wilayah seperti Chinese, Japanese, Western, Nyonya, dan Malaysian. Sekilas tempat ini mirip food court namun tampil dengan mewah dan pengunjung bisa mengambil hidangan dan minuman sesuka hati.

OK, penasaran dengan makanan apa saja yang ada di Genting? Mari kita intip slideshow berikut ini:

Endless ‘Madness’

Saya sebut perjalanan ini ‘kegilaan tiada akhir’ karena rekan-rekan seperjalanan yang seru dan menyenangkan. Sebagian besar dari kami baru berkenalan di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta dan masih sangat jaim ketika masuk pesawat. Namun begitu mendarat di LCCT Kuala Lumpur, mulailah tabiat aslinya keluar. Teriakan riuh-rendah di Outdoor Theme Park, sorak-sorai di Patio, sampai cekikikan di spa yang kadang membuat pemandu kami kerepotan sepanjang tiga hari itu sungguh tiada akhir. Kegilaan malam terakhir itu ditutup menjelang pukul tiga pagi di kamar 9016 Maxims Hotel, lebih tepatnya kamar Wiwit dan saya, dengan membuat video ini:

Thank you @witprasetyo, @ariysoc, @ariearya, @andreadipurboyo, @rainarta, @rara79, @griciaeffendi, @p3nnylan3, @leilafw. You guys rock! πŸ˜€

Kesan-kesan Terakhir

One of the best that Malaysia has to offer! Sekilas nampak surreal, memang. Namun inilah salah satu wajah terbaik Malaysia yang hendak mereka tunjukkan pada dunia. Terlepas dari segala kontroversinya, tempat ini mampu menarik wisatawan dalam jumlah yang sangat besar dan mendulang pendapatan besar bagi perekonomian negara. Kuncinya sebenarnya sederhana: komitmen pengusaha untuk membangun dengan total sambil memperhatikan aspek lingkungan, dan dukungan penuh pemerintah. Lalu cara mereka memperlakukan para tamu dengan personal touch membuat kawasan pegunungan yang dingin ini menjadi hangat dan membuat saya ingin datang lagi dan lagi. Gak percaya? Lihat saja tampang-tampang mereka yang gak mau pulang ini. πŸ˜€

Berpose di Coffee Terrace dengan Ms. Kenix Tan, salah seorang manajer Resorts World Genting. Thank you, Kenix πŸ™‚
Traveling companions, new best friends! #IBNGentingTrip

Sampai jumpa di trip berikutnya!

Kabur ke Pegunungan

Kalau disuruh memilih antara pantai dan pegunungan untuk tujuan berlibur, terus terang saya akan memilih ke pegunungan. Hidup sudah suntuk didera panas Jakarta, tak perlu lagilah saya berjemur di pantai. Maka dari itu sejak beberapa bulan terakhir ini aktivitas saya yang padat di Jakarta menguras energi dan saya kangen udara segar di pegunungan supaya bisa menghela napas dalam-dalam tanpa perlu memakai masker karena udara yang kotor. Lebih seru lagi kalau di pegunungan kita bisa sambil bermain-main dan mengikuti berbagai atraksi menarik dan tak lupa berwisata kuliner. Bisakah kita mendapatkan semua itu pada satu kesempatan liburan? Ternyata bisa!

Pekan lalu ketika pekerjaan sehari-hari sudah terasa sangat mencekik leher, saya memutuskan untuk kabur ke pegunungan bersama dengan rombongan berjumlah 10 orang ke Malaysia. Kenapa kok mesti mencari pegunungan ke Malaysia? Ohoho tunggu dulu. Kawasan pegunungan di Malaysia itu bukan sekadar pegunungan lho. Wilayah yang saya maksud ini menawarkan berbagai keragaman atraksi dan kuliner menarik yang sepertinya tidak mungkin dikupas semuanya di sini. Nama tempat tersebut adalah Resorts World Genting Highlands atau lebih dikenal dengan nama Genting Highlands.

Awal Pelarian

Pada Selasa pagi (16/Okt) pekan lalu, berkumpullah 10 orang yang sedang dalam kondisi stress tingkat tinggi akibat tekanan pekerjaan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan hendak kabur bersama-sama ke Resorts World Genting. Penerbangan ke Kuala Lumpur LCCT dengan Air Asia ditempuh selama 2 jam dan kami sudah menjejakkan kaki di bandara tersebut menjelang tengah hari waktu Malaysia. Urusan terlama di bandara ternyata bukanlah imigrasi dan pengambilan bagasi, sodara-sodara; melainkan beli simcard lokal! πŸ˜€ Kami mengerumuni dua loket penjualan kartu ponsel demi satu tujuan mulia: mengabarkan pada dunia via twitter dan foursquare bahwa kami sudah sampai di Kuala Lumpur. Aaaargh! πŸ˜€

Wajah-wajah ceria para pelarian dari Jakarta setibanya di LCCT, KUL

Perjalanan lalu dilanjutkan ke Resorts World Genting melalui jalan tol yang mulus dan bahkan setelah keluar dari jalan tol pun kondisi jalan tetap mulus di total enam lajurnya sampai ke atas bukit. Terus terang saya iri melihat betapa pemerintah setempat membangun infrastruktur jalan yang tidak setengah-setengah dan jalan yang dibangun kuat sampai puluhan tahun ke depan tanpa mesti menambal aspalnya secara berkala.

Jalan mulus 3 lajur di perbukitan Resorts World Genting. Ketiga lajur di kanan tertutup oleh pembatas jalan. Total enam lajur di kawasan setinggi itu. Wooow!

Udara dingin mulai terasa ketika kami tiba di Gohtong Jaya untuk makan siang. Gohtong Jaya terletak di kaki perbukitan di kawasan Genting dan boleh dibilang sebagai kawasan kota pendukung bagi resort di atasnya. Di dekat sini juga terdapat stasiun Genting Skyway yakni tempat perhentian kendaraan cable car yang menuju ke resort. Sayangnya kami tidak sempat menaiki kereta gantung yang menawan ini karena sedang dalam pemeliharaan, namun kami bersepuluh memutuskan berhenti di kawasan ruko untuk makan siang. Menu siang ini adalah masakan India dengan bumbu karinya yang sedap.

Kenyang makan-makan, kami melanjutkan jalan-jalan ke destinasi pertama: Strawberry Park. Ahey, saya yang belum pernah ke kebun stroberi sangat bersemangat ketika kami boleh masuk ke dalam dan memetik buahnya, dengan membayar tentu saja. Buah stroberi yang kami petik dihargai RM 6 / 100 gram dan tak lupa kesempatan itu dimanfaatkan untuk foto-foto narsis. Eh tapi ternyata di situ bukan hanya ada kebun stroberi melainkan juga kebun lavender, sayur-sayuran, kaktus, dan jamur. Berikut biarkan gambar saja yang bercerita ya:

Jajaran kebun stroberi
Gimana, udah tampak seperti petani stroberi belum? Xixixi
Jangan terkecoh dengan si ungu cantik ini. Bunga lavender justru terletak di belakangnya yang menghampar hijau tersebut. Sayangnya saat itu sedang tidak berkembang.
Kebun stroberi memang membangkitkan nuansa romantis (starring @witprasetyo & @griciaeffendi; sumber gambar @p3nnylan3)
Resorts World Genting tampak megah di atas bukit disaksikan dari Strawberry Park di Gohtong Jaya

Chin Swee Temple

Setelah mengunjungi Strawberry Park, kami lalu mengunjungi sebuah kuil Buddha yang bernama Chin Swee Temple yang terletak di lereng perbukitan Genting. Terinspirasi oleh mimpi Tan Sri Lim Goh Tong, pendiri Resorts World Genting, yang didatangi oleh Dewa Chin Swee yang berkuasa memanggil hujan dan mengusir roh jahat, Tan Sri Lim lalu membangun kuil megah di Resorts World Genting ini yang, oleh karena sulitnya medan terjal, memakan waktu pengerjaan selama 18 tahun. Selain patung Buddha, Kwan Im, dan Chin Swee yang berdiri di beberapa tempat, kita juga dapat naik ke perbukitan di atasnya untuk menyaksikan diorama 18 jenis neraka yang dipercaya oleh warga Tionghoa. Di tempat ini kita juga dapat meminum air suci pegunungan yang dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan dan umur panjang. Berikut beberapa gambarnya:

Pagoda di Chin Swee Temple, Resorts World Genting
Patung Tan Sri Lim Goh Tong, pendiri Resorts World Genting
Patung Dewi Kwan Im
Patung Siddharta Gautama
Berfoto sejenak di depan patung Tan Sri Lim Goh Tong
Seorang peziarah sedang berdoa di depan patung Buddha
Inilah patung Chin Swee yang menjadi inspirasi pembangunan kuil tersebut
Cia, rekan blogger dari Indonesia sedang mempersiapkan diri berdoa di depan patung Chin Swee

Menembus Awan

Gohtong Jaya dan Chin Swee Temple, meski merupakan bagian dari wilayah Genting seluas 60 kilometer persegi, ternyata bukan bagian dari resort itu sendiri. Setelah kuil Buddha tersebut terlewati barulah kita memasuki kawasan hiburan Resorts World Genting yang sebenarnya. Kawasan resort yang berada di ketinggian 1860 meter di atas permukaan laut ini benar-benar berdiri di atas awan yang begitu menawan hati namun sekaligus dinginnya kadang menusuk tulang. Resort ini menawarkan segudang atraksi hiburan menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara, yang utamanya berpusat di sekitar Outdoor Theme Park dan Indoor Theme Park, lima hotel berbintang, beragam restoran dan tempat makan yang menggugah selera, dan atraksi hiburan lainnya yang menawan sepanjang tahun. Berikut beberapa gambarnya:

Panorama Outdoor Theme Park, Resorts World Genting (sumber: etawau.com)
Indoor Theme Park (sumber: goldentorch.com.my)

Perjalanan dari Jakarta hingga LCCT, Gohtong Jaya dan Chin Swee Temple seolah memberi gambaran awal tentang apa-apa saja yang akan kita temui di sana. Keindahan alam dan ketenangan religius yang ditawarkan kawasan sejuk di Malaysia ini barulah satu sisi atraksi di Resorts World Genting. Kemeriahan suasana sesungguhnya baru akan dimulai setelah saya menjejakkan kaki di lobby Maxims Hotel Genting dan menjelajahi tempat-tempat menarik di sana. Penasaran ingin tahu apa saja yang ada di sana? Akankah saya ke kasino? Ohoho, Resorts World Genting memang memiliki kasino namun atraksi lainnya jauh lebih banyak dan lebih menarik untuk keluarga. Akan saya ulas sejelas-jelasnya di tulisan mendatang. Tunggu ya. πŸ˜€