Siapa sangka kabupaten yang terletak di paling utara daratan pulau Jawa ini memiliki beberapa macam kuliner yang sangat khas? Meski makanan serupa juga dimiliki oleh daerah-daerah tetangga, warga pesisir di kabupaten ini punya ciri khas dalam mengolah makanan tertentu sehingga tetap terasa perbedaannya dengan yang lain. Lalu berhubung belum ada pusat perbelanjaan mentereng semacam mall, maka tempat-tempat kuliner khas ini justru berserakan di penjuru kota sehingga butuh bertanya sana-sini untuk menemukannya. Maka jadilah saya melakukan semacam blusukan kuliner. š
Pindang Serani
Ini adalah masakan khas Jepara yang tak terbantahkan. Namanya bisa jadi menipu; bahan utama masakan ini bukanlah ikan pindang, namun ikan bandeng atau yang lainnya yang disajikan dalam kuah kuning berbumbu asam-segar yang sekilas mirip kuah tomyam. Dengan berbagai rempah dan bahan alami seperti daun kemangi, kesegarannya terasa menyentak badan yang kala itu lelah sehabis menempuh perjalanan jauh dari Yogyakarta. Berikut penampakannya:
Pindang Serani yang paling enak dapat ditemukan di warung lesehan beratapkan tenda-tenda besar di pusat kuliner Jobokuto yang terletak persis di selatan Shopping Centre Jepara (SCJ). Ingin mencoba membuatnya? Ada resepnya di sini.
Garang Asem
Ini adalah makanan berkuah segar lainnya dengan bahan utama ayam. Berbeda dengan Pindang Serani, Garang Asem tidak berbumbu kuning melainkan putih biasa. Uniknya lagi, ayam beserta kuahnya dibungkus dalam daun pisang dan disajikan laksana pepes sehingga perlu hati-hati dalam membukanya. Patut juga dicatat bahwa di daerah lain, daun pembungkus yang dipakai adalah daun jati.
Saya menikmati hidangan yang satu ini di sebuah warung di Pasar Kalinyamatan ketika berkunjung ke sebuah klenteng (cerita tentang itu nanti saja). Namun menurut info beberapa rekan kerja, Garang Asem yang enak justru dapat kita temukan di Pasar Bangsri, sekitar 10-15 kilometer ke utara kota Jepara. Jadi perburuan saya akan hidangan ini belum selesai. Jika Anda ingin mencoba, sila intip resepnya di sini.
Tahu Campur ‘5.000 – Muntah’
Terletak di pertigaan jalan desa menuju Pantai Bondo dan PLTU Tanjung Jati B, terletak sebuah warung yang hanya buka sore hingga malam hari dan menjual khusus tahu campur. Penjualnya adalah sepasang suami-istri yang sudah berumur dan dikenal akrab oleh penduduk sekitar. Ciri khas tahu campur di sini adalah kacangnya yang diulek kasar dan kecapnya yang mahabanyak sehingga manis sekali!
Namun jangan terburu malas mendengar nama di atas, ya. Itu hanyalah julukan ‘seenak jidat’ yang saya dan teman-teman di sini berikan. Alasannya adalah karena harga sepiring tahu campur di sini cuma 5.000 rupiah namun dengan porsi sepiring menggunung sehingga yang menikmatinya dijamin kenyang sampai titik puas – mual – ingin muntah. Banyak banget! Bagi yang tidak kuat dengan porsi banyak disarankan membagi dua dengan teman.
Mohon maaf tidak ada gambar tahu campurnya, maklum warung pinggir jalan tersebut diterangi lampu seadanya sehingga kamera saya tidak menangkap gambarnya dengan baik. Mungkin lain kali, ya. Meski porsi segunung, tahu campur di sini memang nagihin! š
Hhahaha namanya dikasih sendiri sampai muntah gitu. Oiya katanya Jepara itu punya minuman khas Es Bakso deh, Es rumput laut yang tampilannya dibikin kayak bakso gitu. Coba ke daerah Teluk Awur deh, Opa. Sekalian diving ke sana.. š
LikeLike
ES BAKSO?!!! *catet* Thanks Gie. Nanti ke Teluk Awur lagi utk nyari itu deh. hehe
LikeLike
siang-siang bikin laper
LikeLike
hahaha ya udah, makan dong! š
LikeLike
Pindang serani itu apakah rasanya persis ikan kuah asam khas Ende yak, Bang? Xixixixi penampakannya mirip soalnya dengan bumbu yang nyaris sama dan memang segar dimakan siang-siang š
Garang asem yang saya belum pernah coba *ngiler*
Tahu itu… boleh dicoba di Ende nih wkwkwk
LikeLike
mungkin juga ya. nanti deh saya coba pas ke Ende *ahayyy*
LikeLike
Ditunggu! š
LikeLike
kuliner yang tampak menggiurkan! terutama tahu campur 5000 muntah itu, haha š
LikeLike
hahahaha kok malah pada penasaran sama yg itu ya? thanks š
LikeLike
pindang seraninya kok dari fotonya bukan seperti kontur ikan pindang bang? malah mirip ikan bandeng hehehehe
LikeLike
hahaha ketauan belum baca postingannya. Pindang itu nama masakan, bukan jenis ikan yg dipakai. Jenis ikannya memang bandeng :p
LikeLike
Eh pindang serani ini seger banget makyusssss, apalagi kalo ada cabe rawit nya makin juara asem2 pedas. Nyokap nya temen gw jago banget masak pindang ini …. jadi pinginnnn
LikeLike
hehehe emang endang bambang yeah
LikeLike
Aku salah baca, blusukan kuliner di jepang š Saat ngebaca kok masakannya Indonesia, baru sadah dah setelah diteliti dan dibaca secara seksama bukan jepang tapi jepara š
Nice share, selamat menikmati kuliner khas Jepara ya ..
LikeLike
terima kasih mas š
LikeLike
Pindang serani ini kalo dimakan siang hari dengan nasi panas ngebul pasti banjir keringat nih saking enaknya, š
LikeLike
memang. kapan datang ke Jepara nih? š
LikeLike
masih ada bakso pake horok2, latoh, pecel pake rumput laut, adon2 coro.
LikeLike
Sipp nanti dicoba
LikeLike
Itu garang asamnya beda sama yang khas Jakarta ya? Yg itu kayak ada santannya
LikeLike
gak ada santan. tapi yg itu bukan yang paling enak sih. Nanti yang terenak saya keluarkan di serangan berikutnya. hehehe
LikeLike
Mhm…mulai lapar…mulai lapar. Nama Pindang Serani, klo di NTT orang akrab menyebutnya “Ikan Kuah Asam” entahlah asamnya ada dibagian mana. Itu nama makanan paling bawah bikin…egrrrr sebelum membacanya, ternyata oh ternyata š
#PerangPostinganBlog
LikeLike
Ciee mulai menyerang. Oke gw siapkan peluru berikutnya
LikeLike
Minta dong gan.. š®
LikeLike