Cita-cita Masa Kecil

Sewaktu kecil kita pasti memiliki cita-cita bukan? Sewaktu duduk di TK atau SD, bisa dibilang semua murid pernah ditanya “Nanti kalau sudah besar mau jadi apa?!” Umumnya jawaban yang keluar adalah beragam profesi ‘standar’ yang menjadi acuan saat itu. Polisi, tentara, pilot, dokter, insinyur, pramugari,… mungkin ada yang bisa menambahkan?!

Nah, kalau saya ingin menjadi apa ya sewaktu kecil dulu? Yang jelas saya tidak pernah mau menjadi dokter. Entah kenapa saya selalu berasumsi bahwa menjadi dokter itu adalah perjuangan yang sulit sehingga alam bawah sadar saya selalu memblokir pemikiran menjadi dokter itu. Gantinya, saya dihantui oleh impian lain.

Impian Bermula

Impian yang saya pendam itu adalah menjadi pilot. Obsesi terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pesawat terbang memang telah nyata sejak kecil. Saya masih ingat diajak berkunjung ke rumah seorang kerabat yang letaknya di tepi landas pacu bandar udara Kemayoran. Halaman samping rumahnya dibatasi oleh pagar bandara dan dengan leluasa kami dapat menonton pesawat yang lewat. Atau beberapa kali pula kami berkesempatan mengantar atau menjemput sanak keluarga di bandar udara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma ketika itu, dan selalu diajak ke lantai atas menyaksikan jajaran pesawat di apron. Bagi dunia anak kecil, pesawat terbang adalah benda yang menakjubkan!

Sketsa Impian

Selain berkunjung ke bandara, saya juga mulai menggambar pesawat terbang di buku gambar saya dan menjadi ‘template standar’ tugas menggambar di sekolah, di samping tentu saja gambar dua buah gunung dengan matahari di tengah. 😀 Gambarnya cukup mendetil; biasanya jendela pesawat dibuat cukup besar sehingga saya bisa menampilkan para penumpang di dalamnya. Oh ya, saya juga sering membuat pesawat dari mainan Lego. Kalau membeli mainan, jangan ditanya, sudah pasti pesawat duluan yang dibeli. Salah satu koleksi pesawat yang paling saya ingat adalah seri pesawat hadiah dari produk Buavita.

Lalu Apa yang Terjadi?

Mengapa cita-cita itu akhirnya tidak tercapai? Arah minat saya menemui kenyataan pahit ketika SMP: saya lemah dalam mata pelajaran Matematika dan Fisika; dua syarat utama untuk memasuki sekolah penerbang. Prestasi yang biasa-biasa saja ini berlanjut sampai SMA; saya tidak pernah benar-benar bangkit dari ‘keterpurukan’ sehingga cita-cita itu pupus sudah. Sempat terbersit rasa iri ketika tiga orang teman memutuskan masuk ke sekolah pilot selepas SMA, namun saya tidak menyesal karena saat itu minat saya sudah tertambat di bidang lain.

Apakah Sekarang Menyesal?

Terus terang, penyesalan itu ada sedikit namun saya paham bahwa itu bukan jalan yang Tuhan pilih. Rasa iri selalu timbul tatkala melihat profil teman di Facebook yang menjadi pilot dan menyaksikan foto-fotonya saat bekerja. Atau pada suatu kesempatan saya pernah memasuki kokpit sebuah pesawat dan duduk di kursi kapten. Woww, hati saya sudah terbang duluan. 😀

***

Beberapa orang memang berhasil mencapai cita-citanya, namun bagi sebagian besar dari kita, kenyataan ketika selepas sekolah tidak sesederhana cita-cita yang kita cetuskan di masa kecil. Namun itu tidak berarti anak kecil boleh berhenti bermimpi, bukan?! Dan bukan pula berarti kita tidak lagi dapat memiliki cita-cita. Kita masih boleh bermimpi meski mungkin harus realistis; mimpi itu harus tercapai tanpa perlu lagi mengambil sekolah khusus. Misalnya mimpi menjadi pengusaha sukses, realistis namun fantastis bukan?! 😀

Jadi teman, apa mimpimu sewaktu kecil? Apakah tercapai sekarang? Kalau tidak tercapai, apakah kamu senang dengan profesimu saat ini? Ditunggu sharingnya. 😀

===

Sumber gambar: justinkuri.com

57 thoughts on “Cita-cita Masa Kecil

  1. Saya? Cita-cita masa kecilnya banyak..
    Pernah pengen jadi hakim ngikutin almarhum bapak
    Pernah pengen jadi perenang, sampe bela2xin ikutan les renang.
    Pernah pengen jadi pelukis profesional juga, waktu itu sering ikutan lomba dan juara gara2xnya :p
    Pernah pengen jadi pianis, sampe bela2xin beli piano dan les piano. Tapi emang gak bakat bermusik, jadi ya nyerah xD

    Eh sekarang..
    Jadi kuli koding 😐

    Actually, cita-cita sekarang sih lebih pengen jadi social activist + momtepreneur yang baik saja. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit berusaha mencapainya..

    Like

  2. cita2 masa kecil? hmm …
    ada, pasti lebih dari satu.
    profesi sekarang? senang ga senang
    senang samaduitnya,
    ga senang susah pergi2nya hahahaha

    Like

  3. Cita2 saya dulu…
    Adalah menjadi arsitek. 😀
    Dulu saya suka gambar, dan menganggap arsitek itu keren.
    Nggak tahunya, di SMA saya menganggap bahwa kemampuan gambar saya kurang. 😆
    Tapi saya tetap nekat mau kuliah di arsitek.
    Anehnya, sesaat sebelum mengisi formulir pendaftaran kuliah, saya berubah haluan tiba2! 😛
    Di antara tiga pilihan, saya ubah satu, yaitu arsitek menjadi planologi, ilmu perencanaan wilayah dan kota. 🙂
    Syukurlah, saya diterimanya di sana. 😀

    Untuk kerja, belum tahu saya mau di mana… 😦

    Like

    1. yah gak jauh2 sih, arsitek sama planologi. tapi emang bener, kadang justru pilihan selintas itu menentukan. saya juga mengalaminya sendiri. hehehe

      Like

  4. He…he..kenapa ya zaman dulu kala sampai sekarang kalau gambar pemandangan dua gunung sama matahari ditengah. Kasihan ya mataharinya…wkkk..kk..kalau saya dulu bercita – cita jadi penyanyi, lalu berubah jadi ingin jadi peragawati,terus beranjak SMA kelas satu pengen jadi istri dokter , karena kakak pembina di gereja dokter sudah gitu ganteng lagi…hmmmm…jadi malu… terakhir baru jadi guru TK. Tapi masih bisa berubah gak ya ?????….

    Like

  5. kecil : pengen pindah ke jakarta
    abg : pengen ga jerawatan
    skrg : pengen punya rumah gede mobil bagus villa mewah pabrik istri banyak

    itu cita2 bukan sih?? adoohhhhhh! salah koment!

    Like

  6. dulu saya bercita-cita jadi pilot juga..
    tapi segera sadar kalau saya lemah di matematika dan fisika.
    akhirnya mengubah cita-cita jadi “orang yang berguna bagi bangsa dan negara”
    halah..!!

    itu karena seringnya gonta-ganti cita2..
    hihihihi

    Like

  7. cita-cita masa kecil..
    1. Ustaz (guru agama)
    2. Kartunis
    3. Pencipta barang-barang
    4. Pemain bolasepak

    tapi semua tak tercapai kerana tiada bakat.tiba-tiba kerja dibahagian komputer yg tak penah ada dlm cita-cita..
    tapi cita-cita akan dtg :-
    1. Peniaga(businessman)
    2. Penternak/petani moden..
    3. Pencipta laggu
    hehehehe.boleh capai rasanya…

    Like

  8. Cita2 standard: jadi org yg berguna bagi nusa bangsa dan agama, atau yg default: menjadi penerus karya pendahulu….(korupsi hasil2 pembangunan) he3

    Like

  9. Saya bukanlah orang yang punya satu pekerjaan/profesi yang menjadi cita-cita sejak kecil. Pekerjaan saya sekarang juga bukan pekerjaan yang saya impikan semasa kecil. Tapi saya berusaha menikmatinya.

    Seperti kata orang tua saya, kalau kau ndak bisa melakukan pekerjaan yang kau cintai, maka cintailah pekerjaan yang kau lakukan. Kenikmatan yang diperoleh akan sama. 🙂

    Like

  10. om klo cita-cita ecil ku dulu jadi tukang air keliling loh karena banyak duitnya…tapi receh semua hahaha LOL stupid dream 😦

    Like

  11. cita cita waktu kecil : Astronout
    cita-cita waktu smp-smk : arsitek
    cita-cita sekarang : desainer
    dan sampai saat ini saya masih bekerja di bidang aplikasi data sambil sesekali melakukan sie job freelance desainer
    dan saya menyukuri itu! 🙂

    Like

  12. Dulu saya cita-citanya pengen jadi astronot. Sekarang? Lulus kuliah nanti terus pengen langsung punya kerjaan. Kerjaannya apa gak tau juga. 😆

    Like

  13. Dulu sih saya pengen jadi insinyur *kalau kata Bang Ben, Tukang Insinyur* hahaha. Duh, anak kecil gak variatif yah. Pilihan cita cita nya cuma itu doank. Kepikiran nggak sih anak kecil mau ada yang jadi *mmm* Visual Merchandiser, Event Organizer, CISCO Engineer, atau Pegawai Negeri Sipil bagian Pertanahan. Hihihihi.

    Soal mimpi, kayaknya bukan batasan umur untuk mengejarnya dech Oom. Cuma soal keberanian ajah 😀 terkadang, beberapa, atau sebagian besar dari kita *termasuk saya*, sudah mempunyai ketakutan ketakutan tersendiri untuk mencapai cita cita kita. Udah kepikiran aja gt ketakutannya, tanpa dicoba dulu hehehhe.

    Tapi kalau saya ditanya lagi, mungkin saya sudah tidak tertarik untuk menjadi insiyur sekarang *anyway, dulu saya jawab insinyur karena itu yg rata-rata anak kecil lainnya jawab, saya ngga punya jawaban sendiri hihihihi*. Saya lebih tertarik untuk menjadi kontraktor bangunan *masi termasuk insinyur bukan sih?* dengan pertimbangan duitnya banyak….hahaha…skrg jadi makin realistis aja deh. Tapi tetep, cita-cita saya yang paling idealias adalah menjadi penulis 🙂 menyaksikan buku saya terpajang di rak buku toko buku besar, ada sesi tandatangan dan pers conference. Hihihihi…… Apa cita-citamu saat ini Oom? masih soal Pilot?

    Like

    1. wohooo, at least cita-citamu jadi penulis sedikit lagi tercapai, secara postingan blogmu tentang daerah-daerah wisata di Indonesia sungguh asyik dinikmati 😀
      cita-cita saya? apa aja yang penting cepet kaya deh. hehehe

      Like

  14. Widihhhhh samaan banget nih om brad ternyata sama aku hahahaha..paling mampus kalo uda ketemu matematika ama fisika. nggak tau kenapa dulu kalo gurunya nerangin kok nggak ngerti aja gitu, padahal sekarang kalo buka-buka lagi buku matematika smp or sma jaman dulu pasti dalem ati bilang diihh bego banget dulu ya, padahal gampang gini awkakakakaka *takdir kali ya

    dulu pas kecil cita-cita pengen jadi arkeolog, biasa lah gara-gara jaman pelm indiana jones dengan harison ford yg masi kece T.T yang episode ada holy grail itu *lupa judulnya*, tapi nggak bole sama babeh hiks. trus gonta-ganti cita-cita deh

    untungnya cita-cita aku yang laen kebanyakan uda kesampaian hehehe…

    semangat om braadd!!

    Like

  15. cita-cita? aku punyaaaa.. 😀
    standar memang, pengen jadi insinyur sejak TK wahahaha..
    tapi cita-cita itu ga pernah pudar sampe ga suka ekonomi, ga suka akuntansi, ga suka ilmu lain selain tehnik *em..mim memang rada2 aneh hohoho..*
    ini berlaku juga buat tingkah mim yg ga bisa feminim, punya temen kebanyakan cwo, suka berantem dan bola.
    akhirnya kuliah tehnik informatika karena ga dapet izin buat ambil tehnik perkapalan dan tehnik arsitektur 😛
    sudah lulus dan bisa dibilang tercapai jadi sarjana tehnik (sama kan ma insinyur wehehehe..)
    sekarang kerjanya masih dirintis dari awal dan mengerikannya mim masuk ke tempat yang mengharuskan mengerti ekonomi, akuntansi, keuangan dll ahahaha..
    1 lagi, mim punya suami orang akuntansi wkwkwkwkwk..
    apa yg dibenci teryata didapet juga dech 😛
    errr.. koq panjang ya.. hahaha.. maaf opa, jadi curhat 😛

    Like

  16. Postingan lama, terlambat komen tapi untung belum ada postingan baru jadi belum terlambat kan Om (sebutan baru, biar keliatan masih mudaan dikit) 🙂
    Saya sering berpikir, kenapa ya orang Indonesia selalu pesimis meraih cita-cita masa kecilnya (dengan berbagai alasan)? Padahal di tivi saya sering melihat orang-orang bule itu belajar hal baru ketika usia sudah tidak muda, misal seorang peneliti biologi yang belajar ilmu kedokteran di usia 50-an. So, kalo Om masih pingin jadi pilot maka pilihannya bukan sekolah pilot tentu tapi kursus terbang. Kalo Opa yakin, saya percaya cita-cita kecil itu akan jadi kenyataan. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan 🙂 Saya sendiri pingin jadi dokter, tidak ada jaminan saya tidak bisa jadi dokter cinta buat istri dan anak-anak saya bukan 😛

    Like

    1. eh betul juga ya. ada kursus terbang. maksudnya, masih ada jalan lain untuk mencapai cita-cita tersebut tanpa harus sekolah formal lagi. thanks for sharing 😀

      Like

  17. waktu saya kecil saya blm punya keinginan menentukan cita-cita yang akan saya pilih bila dewasa nanti, semua mengalir bgtu saja. bahkan sekolah pun saya tidak bisa menentukan sediri akan skolah dmn?.
    saat saya smp saya berkeinginan untuk jadi gitaris.. tapi cita-cita itu memupus karena saya sudah memblokir di pikiran saya bahwa jadi musisi itu sangat sulit perjalanannya dan butuh waktu yang lama. dan sekarang semoga cita-cita iini akan menjadi kenyataan saya ignin menjadi internet marketer. aminnn.

    Like

  18. saya bermimpi jadi guru. Saya selalu berangan, ketika jadi guru akan seperti ini, seperti itu. SMP, akhirnya cita-cita itu kandas, saya berhasrat menjadi jurnalis. tapiii…

    Like

  19. Waktu saya kelas 2 sd ada kunjungan gubernur (Bp. Ir. H. Azwar Anas) ke daerah saya untuk meresmikan pembukaan sma negeri pertama. Jaman itu anak sekolah disuruh berjejer dipinggir jalan yang akan dilalui pejabat jika ada kunjungan ke daerah. Saya lihat orangnya gagah, pintar, ngomongnya enak, semua orang patuh padanya dan dihormati. Sejak itu punyalah saya cita-cita untuk jadi gubernur. Seiring perjalanan waktu dan alur nasib yang diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa, cita-cita waktu kecil (birokrat) tidak menyentuh sama sekali dengan pekerjaan saya sekarang.

    Like

Leave a comment