Periksa Tulisan Tangan Anda

Ada sedikit ‘pencerahan’ yang saya dapatkan semalam ketika sedang mengajar. Kala menulis di secarik kertas untuk diberikan kepada murid saya, bapak tersebut hanya memandang kertas itu beberapa saat sebelum mengembalikannya pada saya dibarengi komentar, “Maaf, bisa tolong jelaskan bacaan tulisan ini?” Setelah saya perhatikan, ada beberapa kata pada tulisan tersebut yang tak dapat dibaca oleh si murid. Lalu pada kesempatan lain, giliran Sang Murid yang harus menulis sebuah paragraf tugas dan ketika kertas tersebut diserahkan, giliran saya yang mengernyitkan dahi. Sebegitu burukkah tulisan tangan guru dan muridnya?

Pagi ini saya iseng-iseng melakukan check-up tulisan tangan saya. Beginilah hasilnya:

“I have a phone but I’m really careful about switching it off when I’m in public places. I hate having to listen to other people’s conversations on the train and on the bus. I try not to listen but it’s impossible when people speak loudly. Often they have really personal conversations and I just don’t want to know their private business.”

Bagaimana penilaian Anda? Yang saya perhatikan, tulisan tersebut hanya terlihat paling jelas pada kalimat pertama saja, seterusnya sudah mulai berantakan. Ketika sedang menulis pun saya merasakan tekanan yang cukup berat pada tangan kanan yang seolah ‘tidak lentur’ dalam bergerak dan inginnya cepat-cepat menyelesaikan penulisan. Itu sebabnya terlihat garis panjang pada beberapa kata yang diakhiri dengan huruf ‘n’, ‘k’, dan ‘e’. Besaran huruf tampak mengecil dan cenderung ‘flat’. Saya juga tidak memperhatikan detail huruf demi huruf sehingga beberapa di antaranya hanya berupa potongan titik atau garis saja. Argumentasinya: toh saya bisa membacanya. Namun sebenarnya saya tidak yakin juga apakah minggu depan karya cipta tersebut masih bisa dikenali. 😀

Komputer dapat dengan mudah dituding sebagai biang keladinya. Sejak sepuluh tahun terakhir saya lebih sering menggunakan komputer dalam menulis dan, konsekuensinya, semakin jarang menggunakan pena. Jumlah kata dan kalimat yang tertulis dengan tinta juga rasa-rasanya semakin sedikit. Ini berakibat pada semakin buruknya kualitas tulisan tangan saya sekarang.

Sayang sekali, bukan? Ilmu menulis yang dengan susah-payah kita pelajari dan latih di Sekolah Dasar dahulu, sekarang justru menurun ketajamannya. Masih untung urusan tulis-menulis ini tidak berkaitan dengan hidup dan mati. Bagaimana halnya dengan para dokter yang tulisannya dikenal ‘cakar ayam’? Sudah ada beberapa kasus keracunan obat bahkan kematian pasien hanya gara-gara petugas apotek salah membaca tulisan tangan dokter pada kertas resepnya.

Bagaimana dengan Anda? Coba periksa kembali tulisan tangan Anda dan ceritakan hasilnya. 😀

===

Sumber gambar: galleryplanb.com dan koleksi pribadi

67 thoughts on “Periksa Tulisan Tangan Anda

  1. Well… I could read all of the sentences there till the final dot 😀
    Duluuu bgt pernah baca (lupa dimana), bahwa menulis (menggunakan tangan) itu menyeimbangkan otak kanan dan kiri dan memberikan sensasi tersendiri bagi otak. Menstimulus untuk bahagia 🙂

    Walo udh pake komputer, I try to write down little things seperti daftar belanja, agenda hari ini (yes, gue msh pake agenda manual) sampe pas beli makan ke OB. Selain melatih keseimbangan juga ya berlatih biar jemarinya gak kaku pas nulis juga latihan menulis dgn baik 😀 a.k.a bisa dibaca org hehe. (if u read between the lines sebenernya ini pengakuan tulisan gue jelek 😀 hahaha)

    Kapan2 ketemu, gue tunjukin agenda gue n u may read it by yoself 😀

    Like

  2. dulu…
    saya sering dapat “order” menulis tangan karena kata orang2 tulisan saya bagus..:D
    tapi sekarang memang udah jaraaanggg banget nulis pake tulisan tangan.

    keknya harus nyoba lagi nih. udah lupa kapan terakhir nulis dengan tangan sendiri..;))

    Like

  3. Bener ih *nggak rela mengakui ini*

    Tulisan saya semakin hari kondisinya semakin memburuk saja, sepertinya tinggal menghitung hari deh #lebay

    Pedahal dulu tulisan saya sangat indah lho *berbinar mengenang masa lalu*, malah guru2 sering meminta saya yang mencatat di papan tulis #pamer

    Like

    1. huehue … sama dgn mas Iman, selama belajar di SMP, tiada hari yang tidak kebagian nulis di papan tulis. Wlo tinggi semekot, ya tetep aja gurunya keukeuh sumeukeh nyuruh nulis, untungnya ada bangku panjang yang tidak terlalu tinggi sebagai penolong hahaha

      Like

  4. katanya tulisan itu cerminan wajah juga loh hehehe
    berarti om brad ……
    hhmmmmmmmmmm
    xixixi
    untung tulisan ku mendingan walopun wajahnya ga mendingan wkwkwk
    *piss*

    Like

  5. Syukurlah tulisan saya masih bisa dibaca meski sudah jarang banget menulis tangan. Kebiasaan pake laptop sih, nulis tangan pun jarang. Jadi, pas pegang pena tuh terasa kaku banget dan cepat pegal.

    Sekarang membiasakan diri lagi untuk lebih sering-sering menulis sih. Misalnya, menulis surat dan menulis di diary. Mudah-mudahan saya tidak kaku lagi nanti nulisnya. 😀

    Like

  6. Bener itu, salut buat Opa yang nulis kata “apotek” dengan ejaan yang benar. 
    Saya sudah lama enggak nulis tangan untuk tulisan yang panjang, paling-paling catatan kecil. Dan tetap saja tulisan saya jelek, setidaknya itu menurut saya sendiri..
    Dulu waktu masih kuliah terbiasa nulis cepat karena dalam sehari bisa menulis laporan sampai 10 halaman folio. Makanya terbiasa acak-acakan dan asal jadi.

    Ada tips untuk memperbaiki tulisan?

    Like

  7. Saya punya penulisan pun macam saudara.. Bukan tulisan sama tapi gaya penulisan. Mula2 boleh lagi faham, lepas tu langsung tak faham.. Bukan orang lain., kadang2 saya sendiri yang tak faham.. Kata orang kalau penulisan kita x sama, maknanya pendirian kita tak tetap.. Betul ke?

    Like

    1. hmmm. saya cenderung tidak percaya (atau tidak peduli) dengan graphology. biarkan saja pandangan mereka tentang kita seperti itu. saya sih menganggapnya tidak fair kalau kita dinilai hanya dari bentuk tulisan 😀

      Like

  8. sama om. kalo nulis kadang maunya cepat selesai, jd huruf huruf akhir cuma garis panjang. suka bingung sendiri. dulu sering nulis diary,tiap malam. tp sejak pacaran sama keyboard, jari jari jd tak pandai menari lagi

    Like

  9. Aku bisa menulis tangan dengan bermacam-macam bentuk tulisan, kayaknya menulis itu dipengaruhi oleh mood seseorang saat menulis.

    untuk melatih menulis yang baik gunakan buku tulis halus.

    Like

  10. tulisan saya mungkin lebih baik kot…
    oo tuan ni seorang cikgu bahasa inggeris ye? bolehlah saya belajar tentang grammar.. huhuhuhu..
    memang ramai yang telah melupakan seni menulis selepas wujudnya papan kekunci .
    tapi rasanya negara Jepun masih utuh dengan tulisan mereka.

    Like

  11. iya tuh bang , ada beberapa kata yang rada ga jelas tulisannya
    hehe kalo saya pribadi alhamdulillah masih bisa menulis dengan jelas
    lagipula saya kan juga lagi kuliah jadinya juga agak sering nulis pake tangan

    Like

  12. tulisan tangan saya bisa dibaca kok , saya yakin 😀

    tapi memang, saat menulis tangan saya memang ingin “buru-buru” selesai, jadi tulisan pun mulai “kabur” :mrgreen:

    Like

  13. Kata beberapa teman, tulisan saya masih terbilang rapi dan terbaca. Saya rasa sih, kalau tulisan kita ditujukan kepada orang lain, kita harus membuatnya terbaca. Bahkan, kita harus memaksakan tulisan kita menjadi terbaca, apalagi kalau ada pesan penting di dalamnya. Tapi kalau untuk diri sendiri, penggunaan kode pun ndak masalah. Hehe..

    Like

  14. hahaha tulisan tangan saya sekarang ancur lebur,,, beda dengan dulu saat sekolah, bahkan pernah jadi tukang tulis di papan, baik tulisan abjad latin dan arab sangat bagus, sekarang boro-boro, asal saya bisa baca deh hehehe…
    sama seperti perasaan om indro ketika menulis, ingin segera menyelesaikan tulisan tangan, buru-buru dan hasilnya amburadul. alasan kenapa jelek juga sama, KOMPUTER… heeemmm

    tapi ada yang suka tulisan tangan saya loh, tulisan tangan ketika nulis di form pengiriman2 DHL, katanya tulisan saya kayak orang2 korea yang baru belajar nulis *ini pujian apa hinaan siii*

    Like

Leave a comment