Berawal dari blog Dailypost, malam ini saya secara tidak sengaja membaca artikel mengenai Free Writing, yaitu sebuah aktivitas menulis dalam periode tertentu yang dihitung (misalnya 5, 10, 15 menit) di mana penulis akan menulis secara terus-menerus tanpa henti tentang apa saja yang ada dalam pemikirannya dan mengabaikan kesalahan ejaan, tanda baca, dan ide yang tidak beraturan. Intinya: keluarkan saja terus apa yang ada di kepala Anda dan teruslah menulis sampai alarm berbunyi. Berani coba? Yuk!
[Start]
saya merasa terganggu dengan iklan yang tiba-iab munul di dashboard wordpress saya, sejauh ini saya mengira bahwa ordpress tidak pernah memasang ilan di websitenya. tapi memang mungkin aja ada peraturan itu sewaktu saya mendaftar layanan blog gratisan ini dulu. masalahya tampilan iklan itu cukup mengganggu; memakan hampir seluuruh sidebar kanan seingga menyulitkan saja yang ingin memerikas progres tulisan.
[End] [2 minutes]
Sekarang mari kita ulas sedikit!
Saya memasang target 1 menit untuk menulis paragraf tersebut di atas; namun nyatanya molor menjadi 2 menit. Saya tidak ingin berlama-lama karena tidak ingin membuat Anda muak dengan kekacauan tulisan saya. π Kesalahan pengetikan tampak di beberapa tempat meski topiknya cukup jelas. Ternyata implementasinya cukup sulit juga. Mengapa sulit ya? Padahal tujuannya agar kita dapat menulis dengan bebas, bukan?!
Definisi sederhana dari Free Writing adalah menulis sebebas-bebasnya selama waktu tertentu tanpa menghiraukan kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanpa usaha mengoreksi. Tulisan yang dihasilkan dari kegiatan ini biasanya tidak dapat digunakan karena belum terstruktur dengan baik dalam konsep maupun bahasa. Oleh karena itu aktivitas ini dikategorikan sebagai ‘prewriting’ dan jamak digunakan oleh orang-orang yang sedang belajar menulis.
Aktivitas penulisan bebas ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa meskipun setiap orang memiliki pemikiran untuk disampaikan dan ada kemampuan untuk menyampaikannya, kondisi otak kita sudah dipenuhi oleh kekuatiran-kekuatiran akan penolakan, deadline, apatisme, otokritik, takut akan kegagalan, dan berbagai permasalahan lain. Oleh karena itu konsep penulisan bebas ini diciptakan untuk menghilangkan benturan-benturan tadi dan menciptakan ritme menulis yang mengalir lepas. Sekali lagi, tujuannya adalah untuk mengendurkan keraguan dan membebaskan pikiran. Urusan kualitas menulis belakangan.
Saudaraku, apakah halangan Anda dalam menulis dan bagaimana cara mengatasinya? Ditunggu sharing-nya ya! π
Sumber gambar: carlmassy.com
biasanya kalau enggak ada target jadinya males dan ide-ide hanya mengendap. tapi kalau terpaku pada deadline, kadang kreatifitas sedikit terkekang. serba salah kan? enggak usah dipikirin, yang penting nulis kan ya..
LikeLike
iya. kadang kita udah keburu lelah duluan dengan tuntutan menulis sih. semoga cara tadi bermanfaat untuk selingan π
LikeLike
mari saling mengingatkan dan menyemangati, Opa. π agar tetap teguh di jalan ini..
LikeLike
baiklah kakak. semangaaaat =))
LikeLike
Saya barusan udah nyoba Mas, nggak lama cuma semenit. Puh, hasilnya kacau balau, haha.. Tapi bener Mas, menyenangkan. Lumayanlah buat refresh.
Salam hangat;
LikeLike
hehe. tuh kan Anda merasakan manfaatnya π
LikeLike
Kalu menulis cepat bisa, kalu mengetik cepat tidak bisa.
LikeLike
kebalik dong. saya gak bisa menulis cepat gegara udah keseringan ngetik. tulisan saya jelek sekarang π¦
LikeLike
menuangkan ide dalam sebuah tulisan tidak semudah membalikkan tangan, terutama tulisan yang agak berbobot (based on : my experience)
:p
tapi mungkin tidak bagi yang sudah ahli ya???
LikeLike
oh buat yang ahli pun pasti perlu usaha keras. tapi tujuan latihan ini kan untuk menulis apa saja, gak peduli tulisannya bagus atau jelek π
LikeLike
meski ada kesalahan atau kekurangan huruf sana sini, tetap bisa terbaca karena otak kita tidak ‘melihat’ satu persatu huruf. free writing ini biasanya saya lakukan ketika notulen sebuah pertemuan. setelah itu baru diedit.
kalo kebuntuan menulis sih insyaAllah gak berpengaruh. malasnya itu lho. kadang kadang,kita sudah tahu mau nulis apa bahkan kata kata sudah menari di kepala, tapi malas connect. apalagi kalo penyakit benwit kumat. hmmm…klasik.
LikeLike
nah bener itu kalimat di paragraf pertama. jadi pengen belajar steno deh π
LikeLike
Saya biasanya “selalu menuntut” diri sendiri untuk menciptakan minimal 1 halaman tulisan tentang apa saja yang dilakukan sehari (dalam bentuk cerita)..
Intinya, otak tu perlu dipanasi tiap hari jika memang mau bisa hobi menulis nantinya..
LikeLike
hehehe kayak mesin mobil dong ya mesti dipanasin π
thanks atas kunjungannya
LikeLike
Ikatlah ilmu dengan menulis, agar gak lupa π
LikeLike
mantap π
LikeLike
oh oh oh.. emang keren ya..
anggap aja free writing sebagai tahap awal, abis itu baru diedit yang salah-salah..
tapi bisa juga dibiarkan saja, hasilnya malah lebih apa adanya tanpa rekayasa..
*free writing komen.. π
LikeLike
Buat saya, menulis tetap harus ada moodnya.
Walaupun kalau menunggu mood, belum tentu bisa merasa free dan lancar.
Tapi kalau menulis mau “dipaksa” sebenarnya bisa juga. Asal mau sedikit capek, alias berusaha menciptakan suasana yg mendukung mood. :
LikeLike
ikut mood gak masalah kok. kecuali kalau kita wartawan, lain soal π
LikeLike
Hmm..masalah dalam menulis ? buat saya sih yang selalu jadi masalah adalah paragraf awal. biasanya saya butuh banyak waktu untuk memikirkan isi paragraf awal yang saya anggap sebagai hook untuk paragraf selanjutnya.
kalau paragraf awalnya salah, niscaya isi paragraf di bawahnya bakal gak bener
saya bukan tipe orang yang bisa menulis postingan dengan singkat dan cepat. biasanya satu postingan butuh beberapa jam dari proses pencarian paragraf awal, menulis, meneliti ulang dan biasanya berahir dengan pengeditan.
saya bukan tipe orang yang suka Quickie π
LikeLike
kalau saya biasanya bermasalah di akhir. setelah artikel itu “terbang”, kadang saya kesulitan “mendaratkannya” kembali menjadi kesimpulan yg asik.
btw quickie itu kadang enak juga loh #eaaa π
LikeLike
Kendalanya biasanya waktu siy Opa π¦
pengen nulis terus tapi ya kalo suami manggil minta dibikinin teh misalnya, ya mesti stop toh? π
Free writing ini aku lakukan tiap hari di… di notes hape! π aku nulis bebas gak mikir. Biasanya kalo lg di tengah macet and hubbyku gak minta pijit2 kakinya..
Biasanya juga free writing itu jd embrio buat nulis yg lebih panjang lg di blog π
LikeLike
Eh tolong ya, kalo Sir minta bikinin teh, kamu mesti hardik dia: BIKIN SENDIRI! π
LikeLike
Lalu nanti daku gak dibeliin sepatu, gimana?
Mending bikinin teh deh π hahahha
LikeLike
Wah menarik banget nih dan patut untuk dicoba. Seringkali ide memang hadir dengan begitu “liar” dan nggak kenal waktu.
Selama ini biasanya saya selalu banyak banget pertimbangan sebelum memutuskan untuk menulis sesuatu di blog. maju mundur ini seringkali malah bikin udah malas duluan, walhasil frekuensi tulisan di blog jadi jarang sekali huhuhu.
Thanks ya bro, mencerahkan π
Oh ya, selamat ya blog barunya. Makan2 !!! #eh
LikeLike
hehehe, turut senang kalau ide free writing itu mencerahkan. jadi imansulaiman.com akan lebih ter-update π
LikeLike
kirain free writing itu bebas menulis kapan aja :-p “ngeles”
LikeLike
iya emang bebas juga sih, kapan aja :p
LikeLike
Aku dalam menulis kadang juga merasakan hal yang sama namun karena kendalanya adalah keyboard yang sering ngocol. Sering huruf-hurufnya mencetnya harus dengan kekuatan penuh, maklum saja keyboardku sudah berumur kurang lebih 6,5 tahun. π
alasan saja yang benar gak hapal letak posisi huruf2nyaSalam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
LikeLike
hehehehe. gpp yang penting tetap menulis. thanks kunjungannya π
LikeLike
Halnagn saat menulis itu adalah menentukan ide pikiran π
Terkadang gak semuah yang dibayangkan.
Ya..walau terkadang ada yang mengatakan tulis aja seperti air.
Tapi mau gimana lagi kalo idenya yang mentok π
LikeLike
justru fungsi free writing itu untuk mengeluarkan ide yg mentok tadi kan. meski kualitas tulisannya masih mentah juga gpp π
LikeLike
bagus kang, tp sy blm berani pasang post a day kalo yg post a week, ayo lah π
LikeLike
sippp. semangat kang π
LikeLike
ada apa dengan KOMEN-ku????
tadi pagi2 saya udah kasi komeng dimarih,
kok tiba2 nyungsup ga kliatan?
ga OOT toh tadi komennya? huhuhu …
tadi setelah MASBRO itu hiks …
tadi saya ketik apa yah di sini?
oiya,saya pagi2 tadi abis baca tulisan ini langsung nyobain free-writingnya. dan hasilnya sangat mencengangkan,
karena saya yang dinilai punya kemampuan mengetik di atas rata2 *GR* kok malah cuma mampu mengetik 1kalimat tok dalam waktu 1menit????????? Apakah itu berarti saya belum melakukan free writing dalam artian yang sebenarnya? masih pake mikir???
LikeLike
kuncinya adalah: gak boleh berhenti. bahkan kalo lagi tiba2 mentok gak ada ide tulisan pun, ya tulis aja “gua keabisan ide nih.” terserah mau jadinya ngaco, yg penting nulisnya gak berhenti. something like that. π
LikeLike
Klo saya ketika mood nulis dateng suka kaya kesetanan sendiri, ga nyadar kalo tulisannya ancoorr…. hehe
LikeLike
hehehe. coba dong dibagi ke pembaca. btw alamat blogmu mana?!
LikeLike
kesulitan saya adalah mengurai benang2 ide kusut di kepala saya.. dan memilih mana yang akan saya tulis..
LikeLike
nah, salah satu solusinya adalah free writing ini. tuliskan saja semua yg kusut itu. gak perlu risau dgn tata bahasa dsb π
LikeLike
Halangan untuk menulis? Bagi saya hanya satu. Rasa malas! π
Secara lebih jelasnya, ada dua faktor yang mempengaruhi saya. (1) semangat menulis dan (2) ide tulisan.
Ada empat kuadran. Kadang saya merasa semnagat banget dan ditunjang dengan ide yang ada terus gak habis2. Kadang suatu saat saya hanya semangat nulis tapi gak ada ide (akhirnya cuman BW). Kadang juga saya dapet ide bagus buat blog, tapi gak semangat nulis. π Syukurlah, saya paling jarang merasa gak ada semangat dan gak ada ide. π
……setelah saya baca komen saya ini, pantas banget dijadikan ide posting-an. π
Nanti saya tulis ah di blog saya. π
LikeLike
free writing itu gak perlu ide tulisan lo. hmmm, ditunggu deh eksekusinya di blog ya π
LikeLike
free writing adalah kegiatan yang bagus buat otak kanan. Nanti lebih sigap lagi menanggapi masalah hari-hari. Free Writing memang bagus. Aku punya loh bukunya. . .
LikeLike