Akhirnya tiba juga waktu saya untuk memperpanjang KTP. Setelah bosan melihat tampilan KTP lama yang ukuran kertasnya besar sehingga susah muat di dalam dompet, giliran saya mendapatkan KTP versi baru, KTP Nasional. Sebenarnya saya gak keberatan juga dengan KTP versi lama itu, cuma pernah sekali waktu saya check-in di airport, rekan seperjalanan saya dengan innocent-nya nyeletuk, “Ih kok KTP-nya kuno amat.” Dan sepertinya memang saya satu-satunya yang masih memegang KTP model lama semacam itu. Maklumlah Pemkot Bekasi agak lambat dalam mengimplementasikan sistem pembuatan KTP Nasional. Lalu bagaimanakah prosedur pembuatannya?
Prosedur pembuatan KTP Nasional sekarang dipusatkan di kantor kecamatan, bukan lagi di kantor kelurahan. Namun tetap saja kita mesti membawa surat pengantar RT, RW, dan kelurahan. Jadi berarti pekerjaan kita bertambah karena harus mengunjungi 4 tempat. Biaya pembuatan surat pengantar tentu ada, sekitar Rp 10,000.- setiap pos sampai tingkat kelurahan. Tanda terima? Senyum saja sudah cukup kan?! “Uang lelah”. 😀
Setelah surat pengantar lengkap, barulah saya melangkahkan kaki ke kantor kecamatan yang letaknya tidak jauh dari rumah dan apalagi saya diantar oleh adik bungsu saya. Sesampainya di kantor kecamatan, tampak suasana cukup ramai meski tidak padat. Antrian cukup tertib meski ada saja sikut-sikutan karena tidak diatur dengan baik. Namun dengan kondisi hari itu yang cukup lengang, tidak ada masalah. Saya membaca papan informasi alir pembuatan KTP termasuk lama pembuatan, persyaratan, dan biayanya. Tertulis dengan huruf besar-besar, PEMBUATAN KTP TIDAK DIKENAKAN BIAYA ALIAS GRATIS. Lama pembuatan 15 hari kerja, jadi praktisnya 3 minggu. Namun ada pula klausul tambahan, yaitu pengenaan biaya administrasi sebesar Rp 100,000.- bila ingin proses KTP-nya selesai pada hari yang sama. Fair enough.
Namun kekisruhan antrian justru terjadi ketika kita hendak diambil foto. Ada apa gerangan? Ternyata petugas penerima antriannya adalah anak-anak SMK yang sedang magang. Tampak mereka tegang sekali dalam bekerja, ditambah lagi warga masyarakat yang sepertinya tidak sabar menunggu difoto. Kasihan juga. Total saya menghabiskan waktu setengah jam untuk antri difoto. Proses pengambilan fotonya sendiri cukup cepat karena sudah serba digital. Foto sudah langsung muncul di layar komputer petugasnya.
OK, pengambilan foto kelar dan saya diberikan tanda terima. Jelek sekali bentuknya. Hanya secarik kertas bertuliskan nama, tanggal pembuatan dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Semua ditulis tangan oleh petugasnya. Itulah resi KTP-nya. Dengan hanya berbekal itulah saya pergi kemana-mana, plus fotokopi KTP lama. Saya berdoa semoga tidak dihentikan polisi di jalan, apalagi kalau pihak kepolisian DKI sedang mengadakan razia KTP. Bisa panjang itu urusannya!
Tapi untunglah tepat 3 minggu kemudian, KTP saya jadi. Lancar semua, dan tanpa biaya pula. Detail di KTP memang ada kesalahan sedikit. Alamat rumah saya tertulis Jl. B***** M**** X11 (seharusnya XII, angka 12 Romawi). Tapi dengan koreksi sedikit menggunakan pulpen, bisalah diatur. Daripada adik saya yang sedih karena baru mengurus KTP pertama kali, sesudah satu bulan menunggu namun ternyata ada banyak kesalahan ketik di KTP-nya. Terpaksalah dia mengembalikan KTP itu ke kecamatan dan harus mengulang lagi proses pembuatannya.
Kali ini bolehlah saya mengapresiasi kerja para pegawai kecamatan, meski tidak saya acungi jempol karena beban pekerjaan mereka sama saja dengan pegawai kecamatan lain di seluruh Indonesia; tidak ada yang istimewa. Malahan ada cacat karena masih banyak kesalahan cetak di KTP baru warga.
Satu lagi yang membuat saya senang, KTP Nasional masa berlakunya 5 tahun, bukannya 3 tahun seperti KTP lama. At least saya baru mengulangi kekisruhan itu 5 tahun lagi di 2015 😀
Ngomong-ngomong, Paspor Elektronik katanya akan mulai diterbitkan bulan Januari 2011 loh 😀
Gambar: berbagai sumber (maaf lupa mencatat sumbernya)
wahhh baru berumur 17 tahun ternyata 😀
LikeLike
makasih kakaaak! *blushing*
LikeLike
waw….infonya berguna banget Bang, kebetulan lagi mau urus pindah KTP juga 😀
LikeLike
ciekh, mau pindah kemana siiiih?! 😉
LikeLike
Wah, 3 minggu ya di sana, di jogja 5 hari kerja.. RT/RW minta 10,000 pula. Di sini RT/RW tergantung kerelaan, bisa gratis juga kalo kita rajin ikut rapat RT :-D. Cuma selain RT/RW/Kelurahan, masih ada Pak Dukuh yang hrs dimintai tandatangan
LikeLike
walah, kok beda ya? Berarti emang pegawai kecamatan di sini males dong ya?! tsk tsk tsk
LikeLike
wah, laporin aja tuh pak,.. termasuk pelanggaran itu, pungutan terselubung
LikeLike
masalahnya RT/RW kan bukan aparatur negara. semua berdasarkan kesukarelaan. apanya yang mau dilaporin? hehehe
LikeLike
hehehe.. Kalau di Bogor (kota) HANYA SATU HARI Om Brad.
Istri barusan bikin, tempatnya di Catatan Sipil.
Kalau di Kecamatan dia untuk yang perpanjang saja. Nah di kecamatan kalau mau cepat bayar aja yang jaga, siang juga udah jadi. Tapi buat apa hehehe.. cuma pengalaman teman aja.
LikeLike
Lupa kasih tau, 1 Hari dan Tanpa Biaya. Om Brad pindah aja ke Kota Bogor hihi..
*kabuur
LikeLike
Kok KTP ngurusnya di catatan sipil sih? gak ngerti deh.
trus kalo di kecamatan di bogor waktunya berapa hari?
LikeLike
oya soal detil yang salah di KTP, saya juga gitu tuh om brad.. mengesalkannya yang salah itu di bagian nama..
Alhasil, saya jadi suka “dicurigai” deh kalo lagi ngapa-ngapain yang membutuhkan orang mencocokkan nama saya dengan nama asli di KTP
T_T
LikeLike
walah kalo nama yg salah sih mending minta diganti aja itu KTP-nya. bisa panjang urusannya nanti
LikeLike
Saya diminta 600ribu sama pak RT :((
LikeLike
walah, perampokan besar-besaran
LikeLike
Walah…baru toh dapat KTP kek gitu..?
klo sy sudah 2 kali ganti dan semua modelnya kek gitu..bukan yg lebar dan kuno itu..:D
eh, di Jabodetabek urus KTP emang mahal ya..? di sini udah pake tenaga calopun cuma kena 35ribu. itupun dah mahal karena ada juga yang cuma 20-30ribu.
LikeLike
resminya itu gratis daeng. saya juga gratis kok. yg minta dana itu di RT/RWnya.
LikeLike
denger2 skrng dah ada KTP elektronik ya?
LikeLike
gak pernah dengar tuh 😀
LikeLike
sapa pagi untuk om brad, sapa hangat penuh semangat..
Selamaaaaaaaaaaaat pagi..!!!!
semoga harimu menyenangkan om brad…. 😀
LikeLike
selamat pagi kang. gimana taaruf-nya? sukses?! 😉
LikeLike
waduh jadi minder saya ternyata masih tuaan saya toh
hehehe
LikeLike
hehehe. jadi malu.
LikeLike
Wah saya belum buat nih, KTP saya uda mati setahun yang lalu.. kudu harus buat nih yang model baru. Makasih mas sharing nya 🙂
LikeLike
wah itu beneran mesti segera dibikin. susah kalo mau kemana-mana suka ditanyain KTP. naik pesawat diminta KTP. di Bali juga sering razia kependudukan. hehehe
LikeLike
selamat dengan ktp barunya, jangan lupa dibawa terus dari pada kena razia ktp heheheheh, saya menyusul ah pengen bikin ktp nasional.
LikeLike
hehehe. thanks kunjungannya
LikeLike
ktp saya juga berlakunya 5 tahun bang
LikeLike
memang ktp nasional berlakunya 5 tahun kan. maklumlah masih baru, jadi norak 😀
LikeLike
wah kalusulnya itu loh.. 100rb.
dulu di ambon sini 50rb om.. 100rb kalo bareng sama kartu KK 🙂
LikeLike
berarti bekasi paling parah dong ya *asah2 badik*
LikeLike
aku belum perbaharui ka te peh :((
btw 40rebong ya boq untuk total urus sana sini yah?
LikeLike
aduh, no system. apparently berbeda daerah berbeda pula prosedurnya 😦
LikeLike
saya malah udah sejak pertama bikin KTP bentuknya udah yang ini mas, hehehe
LikeLike
Tahun depan q bisa punya KTP.. asik…
LikeLike