Blogwalking ke Bhutan

Akhirnya bulan Desember sudah sampai juga. Sebentar lagi Natal dan akhir tahun. Sudah mulai banyak persiapan yang terasa dalam menyambut Natal. Sebagian juga sibuk mencari tiket dan penginapan di luar kota/luar negeri dalam rangka liburan akhir tahun nanti. Karyawan bank umumnya akan pusing menghadapi tutup tahun. Eh bukan hanya karyawan bank deh, hampir semua karyawan mengejar target tutup tahun agar dibilang sukses, dan supaya afdol pesta tahun barunya šŸ˜€

Eh tapi kali ini saya bukan ingin bercerita tentang pergantian tahun. Saya ingin membagikan pengalaman saya ngeblog dan blogwalking ke beberapa blogger di hari-hari terakhir ini, terutama ke blog-blog di luar negeri.

Semuanya berawal dari sebuah video yang sudah lama tersimpan di harddisk saya. Video tersebut adalah promosi wisata keluaran sebuah travel agent dari Bhutan. Yup, Bhutan adalah sebuah negara kecil di pegunungan Himalaya yang terjepit di antara India dan China dan tidak jauh pula dari Nepal. Negara berpenduduk 700,000 jiwa ini dipenuhi oleh pegunungan sehingga sangat sulit bagi pemerintahnya untuk menyediakan lahan, terutama untuk landasan pesawat terbang. Namun penduduknya yang hampir semua beragama Buddha memiliki kekayaan budaya yang unik dan jarang dipengaruhi budaya luar karena kondisi geografisnya yang bergunung-gunung sehingga menyulitkan akses ke sana.

Nah, saking menariknya video tersebut, saya lalu mencari-cari informasi lain di internet. Saya menemukan bahwa Kang Onno Purbo, pakar IT yang tersohor itu, ternyata pernah berkunjung ke Bhutan untuk melihat infrastruktur telekomunikasi di sana (baca kisahnya di sini). Dari kisah perjalanan Kang Onno tersebut saya lalu berkunjung ke berbagai situs internet di Bhutan. Lama-lama saya juga mampir ke beberapa blog Bhutan yang saya temukan dan mencoba mencari para blogger Bhutan lainnya guna mengintip cerita-cerita dan pemikiran orang Bhutan yang tidak mungkin ditemukan di situs-situs resmi pemerintah atau organisasi. Luar biasa, ternyata banyak juga blogger yang berasal dari Bhutan dan bersemangat membagikan pemikiran mereka. Rata-rata blog mereka update sekali dan isi tulisannya bernas, bukan sekedar curhat gak jelas. šŸ˜€ Tadinya saya skeptis dapat membaca tulisan mereka karena bahasa dan huruf-hurufnya rumit. Namun ternyata mereka semua menulis dalam Bahasa Inggris. Misalnya ada beberapa anggota Parlemen Bhutan yang membagikan pemikiran politiknya di blog secara gamblang meski Bhutan adalah sebuah monarki konstitusional yang sangat menjunjung tinggi wibawa raja. Ngomong-ngomong soal Parlemen Bhutan, ada juga artikel di Indonesia yang membandingkan perbedaan Parlemen Bhutan dengan DPR Indonesia. Di Bhutan, segala laptop pribadi dilarang masuk ke ruang sidang karena dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi akibat godaan bermain game. Sementara di Indonesia, anggota DPR berteriak-teriak meminta laptop mahal padahal tidak mengerti cara kerjanya šŸ˜€

Meskipun blogger-blogger Bhutan tampak sangat aktif, kelihatannya mereka bergerak sendiri-sendiri dan hanya memiliki segelintir pembaca yang loyal. Ada pula direktori blogger Bhutan yang dapat kita akses di Bhutan Blogs namun tampaknya tidak bersifat interaktif. Memang sepertinya komunitas blogger yang aktif kopdar dan berkontribusi ke masyarakat secara nyata hanya ada di Indonesia ya. šŸ˜€ Memang komunitas blogger di Indonesia tidak ada duanya deh! Namun meski bergerak sendiri-sendiri, tulisan-tulisan para blogger di Bhutan ini merefleksikan pergumulan pemikiran yang sedang terjadi di negara mereka yang belum tentu tampak di permukaan, dalam hal ini media-media mainstream di Bhutan.

***

Saya jadi ingin bertanya, pernahkah kita blogwalking ke blog-blog yang ditulis oleh orang asing? OK, segelintir dari kita pasti pernah atau bahkan reguler mengunjungi blog-blog tersebut. Namun adakah yang lalu membangun komunikasi aktif dengan mereka? Mungkin semakin jarang. Saya menebak-nebak bahwa saking asyiknya kita bermain-main dengan blog sendiri dan kawan sendiri, kita tidak terlalu banyak membuka komunikasi dengan orang asing. Masalahnya apa sih? Mungkin penguasaan bahasa ya. Jarang juga saya membaca blog orang Indonesia yang secara eksklusif ditulis dalam Bahasa Inggris. Saya juga menulis beberapa artikel dalam Bahasa Inggris, namun respon yang saya dapatkan umumnya lebih sedikit daripada tulisan berbahasa Indonesia. Sementara kalau kita melihat blogger-blogger lain di Asia Tenggara, mereka dengan sangat nyamannya menulis dalam Bahasa Inggris agar dapat menjangkau lebih banyak orang, meski tanggapannya juga tidak terlalu banyak (“Blog hanyalah tren sesaat?!” #nomention). Usaha ke arah go international bukannya tidak ada ya. Lihat saja Asean Blogger yang digagas oleh Kementerian Luar Negeri; bagus sekali meski yang menulis 4L (Lu Lagi Lu Lagi). Wakakakak.

Tapi meski ada hambatan bahasa, tidak berarti itu mustahil untuk dilakukan, bukan?! Coba kita mulai menulis dalam Bahasa Inggris dan ajak teman-teman kita melakukan hal yang sama. Lalu tulisan teman kita juga mesti diapresiasi dengan cara blogwalking dan meninggalkan komentar di sana. Menulis dalam Bahasa Inggris mungkin saja dianggap sebagai usaha gagah-gagahan oleh sebagian orang, tapi tahukah Anda bahwa penguasaan bahasa asing itu banyak manfaatnya? Salah satunya adalah mengurangi resiko terkena Alzheimer. šŸ˜€

Terinspirasi oleh semangat para blogger di Bhutan, saya pun tergerak menulis lagi dalam Bahasa Inggris. Meski demikian saya memutuskan untuk memisahkan tulisan berbahasa Inggris tersebut di blog lain dan tidak memasukkannya di sini. Anda dapat membacanya di https://indobrad.wordpress.com

Tashi Delek (good luck) šŸ˜€

===

Informasi umum tentang negara Bhutan dapat Anda baca di sini.

Sumber gambar: buddhanet.net

41 thoughts on “Blogwalking ke Bhutan

  1. Rata-rata blog mereka update sekali dan isi tulisannya bernas, bukan sekedar curhat gak jelas <—- salah ya oom kalau blog cuma curhat (ga jelas) ???
    lain kali ikuta blogwalking deh dan copas ke sini biar diterjemahkan (bhs inggris selalu ga naik kelas)

    Like

    1. wakakak, curhat gak jelas itu kalo isinya obrolan ngalor-ngidul tanpa ada topiknya aja. kalo isinya tentang investasi, akuarium, dsb itu sih asik dibacanya šŸ˜€

      Like

  2. Kalau blog penulis luar sering dikunjungi, meski nggak komentar.
    Mungkin, jarang posting dalam bahasa inggris karena takut salah grammarnya, wong bahasa indonesia saja nggak bagus kok.

    Like

  3. Saya sendiri ada beberapa blog yang ditulis dalam bahasa inggris (beberapa juga udah mati) malah juga dengan domain sendiri alias bukan gratisan. Responnya pun lumayan khususnya dari orang luar negerinya.

    Tapi ntah kenapa, buat saya pribadi justru gak pede kalau ketemu my fellow indonesian dalam bahasa inggris. wakakaka…ndak tau yah koq malah kesannya canggung kalo kadang ketemu kopdar berbahasa sehari-hari dan diblog berbahasa inggris. Mungkin seperti ditulis di atas, saya takut dianggap gagah-gagahan.

    Itu kenapa marketnya biasanya yang berbahasa inggris memang saya peruntukan untuk di luar dan ndak diceritakan sama kawan-kawan di indonesia. šŸ˜€

    Like

  4. wah… saya kira blogwalking ke hutan..

    mungkin kalo mau blogwalking ke blog asing perlu permantap bahasa dulu kali ya.,,
    hehe

    salam kenal dan selamat menyambut natal…
    ^^

    Like

  5. waktu awal2 ngeblog dulu sering banget ngeblog pake bahasa inggris. dan tidak jarang juga kedatangan blogger luar komen di blog saya *dulu bukan jaman2 spammer kayak sekarang hihi*

    tapi ketika makin banyak bergaul dengan blogger2 lainya, dan makin banyak yang ngeblog, saya mulai banyak menuai protes dari para pembaca (umumnya sih yang baru2 baca juga). saya dibilang ga nasionalis lah ga pake bahasa indonesia, atau tidak sedikit yang ujug2 malah minta ditranslatekan karena ga ngerti.
    padahal bahasa inggris yg saya pakai, termasuk bahasa inggris sehari2 yang ngecap apa adanya hahaha šŸ˜€
    tapi akhirnya juga saya capek nulis pake bahasa inggris wkwkwk

    oh well, mungkin *untuk sekarang* bahasa yang digunakan di blog itu perlu disesuaikan dengan target pembaca. apalagi di luaran sana, kayaknya yang ngeblog udah ga serame tahun 2005 kemaren wakakak šŸ˜€

    *eh kok jadi panjang nih komen =))

    Like

    1. wakakakak. thanks utk komen panjangnya. tapi pendapatmu ada benarnya juga, kita mesti menyesuaikan dengan pembaca kita. maka itu saya pisahkan blognya supaya yg di sini gak terganggu. thanks ya šŸ˜€

      Like

  6. hampir gak bisa dipercaya ya, Bhutan yg notabene negeri di ‘atap langit’ krn terletak di Gunung Himalaya bisa banyak bloggernya. Berarti, gak selamanya kawasan terpencil tu gaptek. Salam kenal, bro, dr blogger kota kecil di Kab Barito Timur, Kalimantan tengah

    Like

  7. padahal jumlah penduduknya cuma 700.000 tapi lumayan banyak bloggernya. Keren. Ternyata blogger Bhutan juga banyak yang menggunakan bahasa Inggris. Ya iyalah bagaimana sahabatku ini bisa baca kalau mereka menulisnya dengan bahasa Bhutan.

    Soal komunitas blogger, memang benar Indonesia deh jagonya.

    Jadi, ingat ya kalau ntar jadi anggota dewan, jangan bawa laptop ke dalam gedung šŸ˜€

    Like

  8. ah Bhutan..!!
    salah satu negara “ajaib” yang pengen saya datangi selain Tibet.
    tapi suer, saya kagum juga pas tau kalau blogger-blogger di sana banyak yang ngeblog pake Bahasa Inggris. sebuah langkah luar biasa untuk negeri kecil yang nyaris nyempil itu.

    soal ngeblog dnegan bahasa Inggris, saya sebenarnya pengen banget, tapi selalu terbentur di grammar yang kacau..:D
    takut diledekin orang, dianggap sok jago padahal Englisnya kaco. yang mungkin kalau suatu saat nanti jadi bikin blog dalam bahasa Inggris, sama sekali gak akan saya promosikan ke teman2 blogger Indonesia, biar gak ada yg salah paham..hehehe

    Like

  9. Nah itu tadi, biar kecil negaranya, mau MAJU. Buktinya pakar IT Internasional macam Kang Onno saja diundang kesana buat implementasi.

    Sepertinya negeri eksotis nih bhutan. Tapi kalau politik saya ndak berani komentar.. Nepal aja tahun 2008 lalu berubah jadi Republik. Revolusinya Dengan tiba2 pula!

    Like

  10. pertama kali terbaca Hutan, eh ternyata Bhutan. duh aku justru kepingin banget ke Tibet, kang. Sebuah impian yg belum pupus hingga kini…
    mulai sejak kini, aku akan mulai belajar berkunjung ke blog2 di luar sana ah…
    thanks

    Like

  11. setuju. saya juga lagi belajar blogging yang bener. karena sudah beberapa kali adsense di banned padahal sudah sempat sampai di titik 200$. huuuffh… belum beruntung.. sekarang mo bener bener fokus… dibantu ya gan..

    Like

Leave a comment