#pb2010: Kopdar Kartu Nama & Amplop Imajiner

Ajang Pesta Blogger+ 2010 telah berlalu. Telah ribuan kicauan, jepretan foto, dan kata yang terangkai mengikuti sepanjang perjalanannya sejak kepanitiaan dibentuk hingga berlangsungnya acara puncak. Perhelatan akbar blogger dan netizen terbesar se-Indonesia (konon pula sedunia) ini selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan, utamanya di antara para penggiat di komunitas blogger. Saya, yang baru mulai aktif menghidupkan lagi blog pribadi di awal tahun 2010, belum pernah mengikuti acara Pesta Blogger sehingga tidak mempunyai pembanding. Namun dengan membaca serangkaian tulisan saja saya sudah dapat memahami gegap-gempitanya ajang ini dari tahun ke tahun.

Nah, berhubung saya datang ke ajang Pesta Blogger+ 2010 bersama dengan Komunitas Blogger Depok dan sepanjang hari terlibat di stand komunitas, tidak banyak yang bisa saya catat dari penyelenggaraan acara ini. Saya akan menuangkan beberapa pemikiran saya di paragraf-paragraf berikutnya disertai foto-foto comotan sana-sini, termasuk juga pandangan pribadi terhadap ratusan kicauan yang berseliweran di garis waktu yang meributkan kartu nama, amplop, dan imajiner.

1. Kopdar

Inilah tujuan utamanya. Meski awalnya saya datang dengan niat “mulia” ingin menyaksikan momen pembukaan, menyimak sambutan dan sharing, dan menikmati hiburan, pada akhirnya semua itu buyar ketika banyak teman berdatangan. Maka meski sound system di panggung kemudian justru menjadi pengganggu jalannya acara, kami yang di belakang seolah tidak peduli dan terus tenggelam dengan keriaan menyapa teman-teman lama dan berkenalan dengan teman-teman baru. Banyak di antara para blogger tersebut yang ternyata berkutat dengan pekerjaan menarik sehingga membangkitkan diskusi intense di antara kita. Beberapa blogger senior di Bekasi, misalnya, bergiat dengan kegiatan wirausaha di bidang makanan atau toko komputer hingga membuat saya iri melihat keberanian mereka meninggalkan zona nyaman di dunia kerja dan memilih jalur “ekstrem” berusaha sendiri. Pun demikian halnya dengan blogger-blogger di luar Jawa yang bersemangat memperkenalkan komunitasnya, misalnya teman-teman Anging Mammiri yang membawa gerakan Makassar Tidak Kasar ke Jakarta. Atau seorang travelogger independen yang baru pertama kali kopdar dengan sesama blogger dan terkesima dengan sambutan hangat beberapa pembacanya. Acara ngobrol, bertukar pikiran, dan ketawa-ketiwi seharian tersebut membuat hari Sabtu (30/Okt) yang mendung terasa hangat.

Di sela-sela ramainya acara, ada satu komunitas yang mengadakan acara unik menurut saya, yaitu Kopdar Rujakan yang diadakan oleh Komunitas Blogger Depok (halah, narsis. hehe). Kopdar ini mengambil tempat di area makanan dan diadakan di atas gelaran tikar dan menyajikan 3 tampah rujak. Gratis, siapa saja boleh ambil. Dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh para peserta untuk mengambil porsi rujak dan melanjutkan kopdar 😀

2. #priyadingebloglagi

“Kontroversi” gera’an ini sudah berlangsung sekitar seminggu sebelum acara. Mas Pri, demikianlah julukan Priyadi sehari-hari, adalah blogger senior yang tulisan-tulisannya ramai dibaca orang dan memiliki pengaruh yang cukup kuat di blogosphere Indonesia. Sampai tiba-tiba ia berhenti menulis di blognya. Tulisan terakhirnya adalah tanggal 30 Juni 2008 dan sejak itu orang-orang menunggu kapan Priyadi akan come back. Namun nyatanya ia seperti alergi kalau ditanya tentang blog. Sampai akhirnya seseorang mencetuskan ide gerakan #priyadingebloglagi guna mengajak yang bersangkutan kembali menulis di blognya. Saking ramainya hashtag tersebut di twitter, banyak orang yang kemudian menjanjikan hal yang aneh-aneh apabila gerakan ini sukses ataupun gagal. Ada yang disuruh pakai rok, mendalang selama seminggu, sampai berjoget di pinggir jalan mengenakan kaos ketat. Ide gila ini berlanjut sampai ke Hari-H, di mana kawan-kawan Depok memboyong sebuah banner bertajuk “Jangan Biarkan Ia Terlena” dan meminta para peserta membubuhkan dukungannya di atas banner tersebut.

3. Breakout Session

Sayangnya saya tidak fokus di sini karena sibuk kopdar *teteup*. Saya menyambangi 5 kelas dengan durasi di tiap kelas berkisar 5-10 menit saja. Sayang sekali karena sebenarnya banyak ilmu yang bisa didapat dari sini 😦

4. Afternoon Madness

Saya namakan demikian karena memang sore itu adalah waktu-waktu yang penuh dengan keceriaan, utamanya di stand blogdetik dengan permainan teriaknya yang heboh. Lalu pengumuman pemenang berbagai kontes juga dilaksanakan. Memang saya sedikit kecewa karena saya tidak berhasil menang di Writing Contest dan harus puas menjadi 10 Nominator saja, namun kekecewaan itu cepat terhapus oleh komentar seorang teman, “Gapapa bro, terus berbagi ya!” Hingga akhirnya Pesta Blogger+ 2010 ditutup menjelang malam.

5. Aftershock

Ini dia: kejutan sebenarnya baru terjadi 1-2 hari sesudah acara. Di garis waktu twitter saya membaca kicauan seseorang yang mempertanyakan chairperson PB 2010 yang membagi-bagikan kartu nama melalui para volunteer. Hal ini cepat dibantah oleh yang bersangkutan, Rara, yang menyatakan bahwa ini bukanlah idenya dan sejak awal hanya ditujukan bagi para blogger yang tergabung di komunitas demi memudahkan komunikasi langsung apabila mereka memiliki pertanyaan dan keluhan. Namun entah mengapa kartu nama itu akhirnya tersebar ke mana-mana dan orang-orang mempertanyakan motivasinya.

Anggapan saya: sebuah maksud baik belum tentu akan diterima baik apabila cara penyampaiannya tidak hati-hati. Terlepas dari idenya siapa, praktik menyebarkan kartu nama sebenarnya kurang tepat. Dalam dunia bisnis, kartu nama adalah identitas personal ataupun perusahaan yang kita berikan dengan hormat kepada orang lain yang pada gilirannya akan menerima kartu nama tersebut dengan takzim. Pemberian kartu nama selayaknya dilakukan face-to-face agar hubungan antar personal itu terbangun. Membagi-bagi kartu nama oleh orang lain, sengaja ataupun tidak, hanya akan menimbulkan salah paham. Mestinya ada cara lain untuk membuka komunikasi dengan komunitas. Kiranya Rara dapat belajar dari pengalaman yang baik ini 😀

Lalu bagaimana halnya dengan ribut-ribut soal amplop dan tuduhan nyinyir terhadap panitia yang ternyata imajiner setelah diklarifikasi? Saya cuma bisa tertawa sinis membaca sekian tweet tersebut. Terserahlah orang mau bicara apa, namun saya memilih untuk berdiri di samping teman-teman baik saya para panitia. Meski belum lama juga saya mengenal Rara dan teman-teman panitia, saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa saya percaya dengan integritas kerja panitia. Kita memang tidak mungkin memuaskan 1500 orang, namun paling tidak kita wajib menjalankan pekerjaan kita dengan bersih. Dan saya melihat mereka sudah melakukan itu.

6. Bagaimana dengan komunitas blogger?

OK, hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus. Sebagian besar peserta dari kalangan komunitas menyatakan puas akan jalannya acara meski ada suara-suara keluhan soal teknis. Namun ternyata ada juga yang mengeluh soal yang lebih prinsip. Mungkin tidak sepatutnya saya memaparkan keluhan tersebut di sini, akan tetapi selayaknya ini menjadi evaluasi bagi panitia agar lebih memperhatikan komunitas. Kedudukan komunitas di acara PB 2010 memang unik: jumlahnya tidak besar namun bersuara lantang dan memiliki kemampuan menentukan opini publik. Sudah saatnya panitia Pesta Blogger, terutama organizer yang berdiri di belakangnya, memperlakukan para komunitas ini dengan perhatian yang lebih personal layaknya perhatian kepada media. Sponsor memang mendatangkan uang; tamu VIP dan artis memang menaikkan kredibilitas acara, namun komunitas blogger justru berperan penting dalam menggerakkan opini publik, bahkan mampu mengajak anggotanya untuk datang atau menghindar.

Sekarang setelah Pesta Blogger+ 2010 berakhir dengan catatan kesuksesan dan kekurangannya, apa yang tersisa? Kita mengucapkan terima kasih atas kerja keras pihak panitia dan penyelenggara (You guys ROCK!). Segala keluhan sudah disampaikan. Tapi yang tersisa tentunya kenangan manis bersenda gurau dengan kawan-kawan online di ajang kopdar. Semoga umur masih panjang untuk bertemu lagi di Pesta Blogger tahun depan 😀

===

Sumber gambar:

Koleksi Ferdias Ramadoni, Hadyan Taris Akbar, dan Syaifullah “daeng” Gassing

47 thoughts on “#pb2010: Kopdar Kartu Nama & Amplop Imajiner

  1. ini jejak pertama gw di blog-nya Brad lhooo…IMHO, kurang puas nih sama waktunya. Dan emang setuju kalo break out session gak optimal, meski dari sisi kualitas ruangan udah lebih bagus dari yang dulu2 …

    Like

    1. Hehehe, thanks sudah mampir. Eh gue gak bilang breakout sessionnya gak optimal ya. Justru gue yg gak optimal krn bernafsu menghadiri sebanyak mungkin sesi demi mengejar gudibeg, sementara di samping gue ada temen blogger yg baru pertama kali ketemu dan masih terus ngobrol. 😀

      Like

  2. Selalu suka baca postingan mas bradley. Terima kasih utk kritiknya yang konstruktif ya..
    Akan jadi catatan utk tahun depan yg semoga jauh lebih baik 🙂

    Terima kasih sudah datang ke PB+2010, sampai ketemu lagi yaa..

    Like

  3. Opaaa, mantap kali tulisannya…

    Setuju, yang paling utama adalah intinya kopdar. Nggak akan mungkin memuaskan semua pihak. Dan kesalahan adalah wajar terjadi pada setiap manusia. Memandang dan menerima kesalahan sebagai suatu yang manusiawi tanpa perlu menyudutkan, karena pasti panitia sudah berusaha semaksimal mungkin.

    Ngiri ih, nggak bisa dateng waktu itu, untungnya sempat muktamar malam sebelumnya, jadi ketemu beberapa komunitas juga di sana.

    Like

    1. Iya, kita sering cuma melihat yg kurang aja, padahal menyelenggarakan acara sebesar PB sudah prestasi yg luar biasa buat Maverick dan Rara & the gank 😀

      Btw lagi ngebut postingan Sumpah Pemuda nih. Doakan saya ya *dance*

      Like

  4. taon lalo dateng membawa rasa kecewa,
    niat dateng taon ini, tapi terhalang kesibukan,
    beruntung bisa baca tulisan ini,
    jadi bisa mbayangin betapa hebohnya PB2010.
    semoga taon depan bisa berpartisipasi hohoho

    Like

  5. Membaca postingan ini serasa membaca liputan sebuah media profesional dah. Bangga punya teman yang jago meramu kata2 jadi sedap dibaca 😀

    PB+2010 dibalik kelebihan dan kekurangannya memang terasa sekali memiliki semangat yang berbeda dari tahun lalu, yaitu semangat ingin mengembalikan acara ini ke pemiliknya yang asli yaitu para blogger, khususnya komunitas2 blogger. Walaupun mungkin masih banyak pihak yang merasa belum puas tapi itu adalah hal yang wajar.

    Liputannya keren pisan bro, saya kapan ya bikin review PB ini *garuk2 kepala*

    Like

  6. Akhirnya kesampaian juga ikut aktif di PB2010 ya.. Sudut pandang yang diambil tentang kartu nama dan amplop.. sangat menarik 🙂

    Ayo bikin kopdar dangdutan rujakan lagi!

    Like

  7. Saya menikmati sekali acara PB 2010. Kopdar. Bertemu kawan-kawan lama dan baru. Untuk itu, Saya berterima kasih sekali kepada para panitia dan semua yang terlibat dalam acara itu.

    BTW, terima kasih sudah mampir ke blog saya, dan salam kenal juga 🙂

    Like

  8. hai, mas brad! terima kasih juga sudah menjadi bagian dari #pb2010! mudah-mudahan ke depannya akan ada semakin banyak acara kumpul-kumpul semacam ini, sehingga kita bisa lebih sering silaturahmi dan saling bertukar pikiran lintas komunitas 🙂 terima kasih atas tulisannya! salam! 🙂

    Like

    1. Hi Hanny. Thanks atas kunjungannya. Kadang kita memang salah paham krn tidak pernah bertemu muka, sehingga dengan mudah kita berseberangan. Saya setuju, Maverick seharusnya bisa bertemu muka lebih sering dengan para blogger di luar event PB. 😀

      Like

  9. komentar saya soal PB2010 ini udah baca kan..? hehehe
    intinya ya saya puas, bisa datang ke ajang kopdar terbesar di Indonesia, apalagi bisa ketemu mas Bradley 🙂

    soal amplop dan kartu nama itu aq malah tahunya baru2 ini aja..maklum seabis PB masih terasa euforianya jadi gak gitu merhatiin apa2 yg terjadi..:D

    yang jelas, PB2010 sudah lumayan bisa mengakomodir kebutuhan para blogger dan warga dunia maya lainnya..kekurangan memang masih ada di sana-sini, tapi namanya manusia…semua tak ada yang sempurna.

    ah..kapan ya bisa ketemuan lagi dan ngobrol2 plus diskusi kecil2an..?
    ke Makassar dong mas..:D

    Like

    1. saya juga baru tau soal isu2 itu belakangan, terutama setelah ditowel gerombolan anak2 AM di pintu tol Bekasi. (tanya Intan utk detailnya, aneh banget pokoknya bisa sampe ketemu di situ. hehe).
      iya nih, pengen coba jalan ke Indonesia bagian timur ah. tunggu aja ya 😀

      Like

  10. akhirnya ketemu blognya om bred 😀

    mengenai #kartunama rasanya memang susah klo @rara79 yang harus membagikan semua kartunamanya secara face2face ke peserta 😀 beliau terlalu sibuk 😀

    dan memang bagi2 #kartunama bukan inisiatif beliau *halah*
    sampai malam sebelum PB, beliau masih sibuk di venue memastikan persiapan acara sampai2 kurang tidur 😀 liat sendiri kan kantung matanya sampai 2 tingkat 😀 hiihihi

    thx om bred, fotoku ada di postingan ini

    *masih ingin menculik om bred trus dibawa ke makassar #eaaa

    Like

    1. hehe, iya aku ngerti. Rara memang dalam posisi hectic karena mesti multitasking. Makanya aku gak bilang itu sebagai kesalahan dia; cuma langkah yg kurang hati-hati aja. She’s a brilliant leader, seperti yg udah disampaikan banyak teman yg menyaksikan dedikasinya. 😀

      Iya nih, semoga bisa ketemu lagi di Jakarta atau Makassar ya 😀

      Like

  11. Saya termasuk orang yang paling tidak suka tulisan tentang PB 2010 karena iri ngga bisa ikut dengan kemeriahan PB apalagi waktu PB mampir di Manado… Ugghhh, tahun depan semoga PB menyambangi lagi Manado… NGAREP MODE ON

    Like

  12. apa ini apa ini? ngomongin gue ya? hihihi
    opa bradd!! terima kasih banget sudah ikutan PB2010 bahkan menjadi bagian dari PB 2010 sendiriiii…

    *peluks opa brad*

    makasih pengertiannya ya selama ini ihik.. maapkan kalo saya suka curcol hihi 😀

    Like

Leave a comment