Setelah beberapa hari disibukkan dengan pekerjaan, tim kami yang sedang berada di Bandung merencanakan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di seputaran Bandung. Namun karena setiap orang memiliki keinginan yang berbeda (ada yang mau golf, lainnya ngotot mau petik strawberry), akhirnya dipilihlah sebuah tempat yang sekiranya dapat memuaskan semua pihak. Tempat yang kami tuju tersebut adalah objek wisata standar yang harus dikunjungi turis supaya dapat dikatakan sah telah menginjakkan kaki di Bandung. Yup, itulah Tangkuban Perahu.
Agak sulit juga mendeskripsikan tempat ini dalam sebuah uraian singkat. Dibilang gunung juga bukan karena tempatnya terlalu rendah; tidak perlu mendaki untuk sampai ke sana karena cukup hanya naik mobil. Namun kalau dibilang kawah, ya betul juga meski banyak pula yang menyebut tempat itu Gunung Tangkuban Perahu. Yah, kalau saya sih lebih suka menjulukinya kawah ya. Tempat ini cukup dekat dari Bandung; jarak 30 km ke arah utara cukup ditempuh dalam waktu 25 menit dari pusat kota. Selepas kota Lembang yang indah dan sejuk, kita akan memasuki kawasan hutan pinus yang rapat. Pintu gerbang kawasan wisata Tangkuban Perahu terletak di tengah hutan pinus ini. Kawasan kawah sendiri masih beberapa kilometer lagi ke atas. Setelah melalui jalan berkelok-kelok dan terminal bis, sampailah kita di kawah.
Pesona Tangkuban Perahu tentunya sudah memikat banyak orang dan telah dibahas di berbagai media seperti blog. Namun saya yang sudah beberapa kali ke sana selalu terpana melihat keindahannya. Kunjungan terakhir ke gunung ini saya lakukan di tahun 2008 lalu dengan mengunjungi salah satu kawah kecil di sana. Kawah Domas namanya; berjarak 1,2 kilometer dari kawah utama, yaitu Kawah Ratu. Perjalanan ke Kawah Domas dari Kawah Ratu justru unik; jalan setapaknya menurun dengan tangga-tangga alam yang dipahat sehingga memudahkan perjalanan tersebut. Medan yang cukup curam membuat perjalanan ditempuh dengan lambat. Ketika kita akhirnya sampai di Kawah Domas, kita dapat merasakan sensasi lain berupa area kawah yang dapat dikunjungi langsung dan melihat beberapa sumber air panas di kawah tersebut. Kita dapat memasak telur atau mencelupkan kaki ke sumber air tersebut. Very refreshing! Untuk perjalanan kembali ke Kawah Ratu tidak saya lakukan karena medan yang menanjak. Namun ada jalan lain melalui jalur setapak dan menembus hutan sehingga kita dapat mencapai areal terminal/parkir bis.
Pada kunjungan kali ini kami memutuskan untuk tidak pergi ke Kawah Domas karena keterbatasan waktu. Namun Tangkuban Perahu menyimpan pesona lain, yaitu Kawah Upas. Awalnya kami ragu-ragu pergi ke sana karena kuatir adanya gas beracun. Namun setelah menyusuri bibir Kawah Ratu selama 15 menit, sampailah kami di tebing di atas kawah Upas dan kami melihat ada 2 orang yang turun ke pinggir kawah. Tanpa menunggu lagi kami pun menyusul ke bawah. Pemandangan yang kami temui sungguh luar biasa. Di sisi kiri terdapat Kawah Ratu dan di sebelah kanan terdapat Kawah Upas. Tempat kami berpijak sesungguhnya adalah pembatas kedua kawah tersebut yang hanya sekitar 20 meter lebarnya. Jadi di kiri jurang di kanan jurang! Kawah Ratu adalah kawah dengan danau kecil dan mengeluarkan asap belerang. Sedangkan Kawah Upas adalah sebuah danau luas tetapi dangkal dengan ditumbuhi pepohonan di salah satu sisinya. Setting yang pas untuk berfoto narsis.
Tangkuban Perahu memang sudah menjadi objek wisata populer dan komersial yang ditandai dengan ramainya wisatawan dan penjaja dagangan di sana. Namun di balik keriuhan wisata tersebut, pesona kawah-kawah yang menyimpan bahaya sekaligus menyeruakkan keindahan itu selalu memuaskan hati kita setiap kali ke sana. Tidak pernah bosan rasanya.
waduh beracun… itu ngga pa2 ya bediri di tebing.. hmm bukannya dilarang ya?? hehehe
LikeLike
kita juga tadinya takut. tapi akhirnya berani setelah liat ada 2 orang turun duluan dan gapapa. kayaknya racunnya gak selalu keluar. buktinya di dasar kawah banyak yg menyusun batu2 dan membentuk tulisan2 narsis. hehe.
thanks kunjungannya 🙂
LikeLike
Memang suasana tangkuban peraah selalu menarik yah..
btw itu fotonya sampe merangkak di bawah tebing gitu hehe..
LikeLike
hehe. itu cuma tipuan kamera bro. aslinya gak seseram itu kok 😉
LikeLike
Sudah banyak diwartakan tentang keindahannya. Tapi seumur-umur belum pernah kesitu, padahal dulu sering bolak-balik ke Bandung. Salam kenal. Sukses selalu.
LikeLike
waduh pak, bener2 mesti meluangkan waktu ke situ. dijamin gak nyesel deh 😀
LikeLike
makasih udah sharing pengalaman disana. saya yang gag pernah kesana jadi serasa udah pernah kesana setelah melihat postingan ini..:)
LikeLike
hahaha, makasih bro. ayo kapan ke sana?
LikeLike
doain biar secepetnya..hehe
LikeLike
Amiin 🙂
LikeLike
keren, terkelola dengan baik ya kliatannya, ah, seandainya tempat di semarang dikelola dengan baik juga… tuink tuink…
LikeLike
lumayan baik kok pengelolaannya. tinggal pengunjungnya yg kadang jorok buang sampah sembarangan. hehe.
Eh di Semarang tempat wisata selain Lawang Sewu apa ya mas?
LikeLike
waduh jadi pengen ke tangkuban perahun nih om…
maaf nih baru main ke blognya om brad, kemarin sempet kujungi tapi error…
LikeLike
eh iya kemaren emang sempet error. thanks ya
LikeLike
dulu, dulu sekali, saya pernah mampir ke tempat ini. mungkin dua kali. pemandangan yang sangat luar biasa. ada kenangan yang tertinggal di tempat itu.
nice posting
salam persahablogan
LikeLike
kenangan apa tuh? wah crita dooong 😀
LikeLike
wahhh keren picnya
jadi pingin berdiri disitu juga
hahhaha
mau mau mau
LikeLike
ditunggu posting picnya di spot yang sama 😉
LikeLike
wahhhh
kapan2 mau dunt
ngikud
kesana lagi
😀
LikeLike
boleh2. mas antok emangnya tinggal dimana?
LikeLike
Wah Om Brad ternyata di Bandung itu jalan2 doang ya *mengabaikan cerita lainnya*
Wah saya beberapa kali ke tangkuban perahu nggak terlalu paham bahwa di sana ada nama2 kawahnya hihihi *tepok jidat*
Om Brad, foto2nyakurang banyak kayaknya, eini maksudnya foto2 tangkuban perahunya lho hehehe
LikeLike
hehe, yang jadi highlight emang acara jalan2nya sih 😉
foto? iya nih. mesti beli kamera baru dulu kayaknya *alesan*
LikeLike
pemandangannya indah banget 🙂
oh ya,, salam kenal ya..
btw, blog walking ni mas.. hehee..
ditunggu ya kunjungan baliknya.. thx kyu..
enjoy blogging.. 🙂
LikeLike
thanks kunjungannya venty. nanti saya kunjungi balik segera ya 😀
LikeLike
wow….. bagus banget…………
LikeLike
thanks bro. kapan jalan2 ke Jawa lagi?!
LikeLike
wah….saya belum pernah ke sana 😦
jadi pengen….
LikeLike
Ke Bali sudah, sekarang saatnya ke Tangkuban Perahu 🙂
LikeLike
dah lama aq tinggal di bdg tp ke tangkuban perahu aja blm pernah.. 😦 😦
LikeLike
Wah, you miss out alot bro. Buruan ke sana 😀
LikeLike
Ooooo…ternyata foto itu di Tangkubanparahu yach? hehehehe….saya belum pernah ke Kawah Upas. Kata orang-orang, Kawah Upas memang ada gas beracunnya sich. Tapi kalau Oom Brad bisa mencapai tempat ini, harusnya cukup aman donk yach Oom? Palingan saya cuma ke Domas dan Ratu ajah. fotonya oke bangeds tuh Oom 😀 hehehe…jadi pengen nyobain kesana Oom!
LikeLike
@Lomar, waktu itu juga takut2. cuma jadi berani setelah liat ada orang yg duluan ke bawah. ternyata kawah itu gak selalu beracun, waktu2 tertentu aja. 😀
LikeLike
Tangkuban Perahu,.,. meski berkali-kali kesana,. tak kan pernah hiang pesonanya,.,.
picnya bagus banget kang… 😀
LikeLike
thank you 🙂
LikeLike
Wah saya pengen banget bisa kesana lho mas, maklum belum pernah kesana… baru adik saya aja yang pernah dan memperlihatkan fhoto2nya waktu kesana… hehe itu kasian banget si julianus belum kesana padahal tinggal disana wkwkwk..
Makasih sharingnya mas… jadi pengen 😀
LikeLike
ayo ayo bareng Julianus pergi ke sana.
Eh bro, tukeran link mau gak?? wink wink
LikeLike
^_^ Maaf saking sibuk jadi suka kelewatan lihat komentar mas… minta maaf ya, sudah saya pasang kok link blognya… ni aja tengah malem baru buka blog..
Salam sahabat bro
LikeLike
it’s ok bro. link sudah di restore
LikeLike
Hmm.., saya pernah ke Bandung tapi blum pernah ke Tangkuban Perahu. Apakah saya jadi dianggap blum pernah ke Bandung kalau begitu? Hehe..
Saya lebih senang wisata pantai sebenarnya, daripada wisata gunung. Tapi kalau ada kesempatan, saya akan ke sana. 🙂
LikeLike
hehe, sah atau belum ya?
eh saya juga senang ke pantai lo. Blue Point adalah pantai favorit saya kalau ke Bali ^^
LikeLike
keren seh emang… saya pernah ke sana sekali…
mantaaf nuansanya yg eksotik
LikeLike
memang keren.
thanks kunjungannya kang 🙂
LikeLike
aaa… waktu itu hampir mampir ke sana, tapi gak jadi…..
mantap bener pemandangannya
LikeLike
Ayo ke sana. Gak sampe 22 jam kok. Hahaha. Pisss
LikeLike
wew? waktu itu ke tangkuban perahu kaga nemu kawah ini…
LikeLike
Kawah Upas itu sebenarnya ada di balik Kawah Ratu. Waktu kamu baru sampe di sana pasti kamu lihat ada kawah di balik Kawah Ratu tapi gak keliatan kan? Nah, itulah Kawah Upas 😉
LikeLike
lah aku sama sekali belum pernah kesana 😦
LikeLike
waduh, mesti luangkan waktu ke sana mbak. dijamin gak nyesel
LikeLike
Wah bagus ya.. Saya belum pernah ke kawah upas. Dulu pernah ke kawah domas dan memang bagus banget! Sempet nyicipin telur rebusnya juga..hehe..
LikeLike
telur rebusnya enak gak? hehehe. tapi emang enak banget merendam kaki di kawah domas ya 😀
LikeLike